Senin, 14 Juli 2008

Istri-istri Pamanku

Saat itu pertengahan 1989 adalah liburan semesteran kuliahku di fakultas ekonomi sebuah universitas bergengsi di Bandung. Dengan IPK diatas 3yang berhasil kucapai, aku merasa ingin memanjakan tubuhku di liburankali ini. Aku ingin mencari suasana baru dan melupakan aktifitas kampusyang melelahkan, setelah berkonsultasi dengan kedua orang tuaku yangtinggal di Jakarta, aku pun memutuskan untuk pergi ke Garut danmenghabiskan liburanku di rumah Mang Iyus dan Bi Laha. 'Mamang' dan'Bibi' adalah terminologi Sunda yang berarti 'Oom' dan 'Tante'. MangIyus masih bisa dibilang sepupu ayahku karena ibu Mang Iyus dan kakekkuadalah kakak beradik lain ibu. Mang Iyus adalah seorang tuan tanah danpengusaha dodol yang cukup sukses di Garut. Sawahnya berhektar-hektardan menghasilkan beras kualitas nomor satu sampai beratus-ratus ton dimasa panen. Performance pabrik dodolnya pun tak kalah mengecewakan.Paling tidak supermarket-supermarket besar di kota-kota utama Jawa Baratpasti menjual produknya. Usia Mang Iyus sudah mencapai 45 tahun danisterinya 10 tahun lebih muda darinya. Aku cuma tertawa ketika ayahkumengingatkanku untuk tidak tergoda pada isteri sepupunya itu. "Pamanmuitu seleranya tinggi.. si Laha itu dulu kembangnya Cilimus.. bapak yakinisteri muda si Iyus nggak kalah cantiknya.."Cilimus adalah desa dekat Garut dimana keluarga pamanku itu tinggal.Desa yang konon memiliki tingkat kelahiran bayi cukup tinggi. Suatustatistik yang sangat bisa dimengerti setelah melihat kemolekan wanita-wanitanya. Aku memang jarang bertemu dengan paman yang satu inisehingga tak pernah berjumpa dengan isterinya. Pasangan itu sampai saatini belum dikaruniai anak. Kata ayahku, karena masalah itulah setahunyang lalu Mang Iyus kawin lagi dengan gadis berusia 19 tahun denganharapan bisa memperoleh anak, yang ternyata belum juga sukses. Bi Lahatampaknya pasrah saja dimadu.
Aku memasukkan Honda Accord-ku ke halaman rumah Mang Iyus yang.. my god.. luas sekali. Kalau dikira-kira luas tanahnya saja.. aku yakinlebih dari 5000 meter. Dan rumahnya bermodelkan hasienda Spanyol yang kala itu sedang trendy di Indonesia sehingga terlihat pincang dengan suasana yang sejuk dan sederhana di desa Cilimus Garut itu. Seorang lelaki setengah baya dan bersarung dengan postur badan cukup tegap dantinggi, hampir sama denganku yang 176 cm itu, bangkit dari kursi panjangdi teras menyambutku. Setumpuk kertas di meja samping tampak menemaninyasedari tadi. "Mang.. kumaha, damang?*" kataku seraya mencium tangannya (*kumaha =bagaimana, damang = baik)."Oh.. pangesto.. pangesto..** gimana kabarnya bapak dengan ibu?" MangIyus terlihat begitu gembira melihat kedatanganku. (**pangesto =baik-baik saja). "Baik.. baik, bapak dan ibu titip salam.. dan ini ada sedikit oleh-olehdari Bandung.." Jawabku seraya menyerahkan sekantong besar keripik KaryaUmbi."Aduuh.. mani repot.. nuhun atuh.. Buu!! Ini Cep Rafi datang.." Serunyasambil mengantarkan aku masuk ke rumahnya. 'Cep' adalah juga terminologiSunda yang berarti si tampan. Seorang wanita berpakaian kebaya tampaktergopoh-gopoh keluar untuk menyambutku. Ia berhenti di hadapanku danterpana memandang wajah dan tubuhku. "Ya ampuun.. Rafi.. kamu sudah jadipemuda sekarang.." Bi Laha mengulurkan tangannya menerima cium tanganku."Apa kabar Bi Laha..? Bibi memang cantik seperti kata bapak.." "aahh kamu bisa saja.. anak dan bapak sama saja.. tukang ngerayu.. ayo masuk.. bibi sudah siapkan kamarnya.. Tii.. Titi.. tolong bawa barang-barang Cep Rafi ke kamarnya.." Bi Laha menggandeng tanganku dan membimbingku ke dalam rumah. Ayahku memang benar. Fisik perempuan ini bukan cuma cantik, tapi juga montok menggairahkan. Coba bayangkan, tingginya sekitar 165 cm kulitnya putih mulus dan wajah serta posturtubuhnya mirip dengan Rina Gunawan (itu lho, penyiar AMKM di TPI yangjuga berperan sebagai teman bisnisnya Sarah di Si Doel Anak Sekolahan 4). Cuma bedanya, wajah perempuan ini terlihat jauh lebih matang, hidungnya sedikit lebih mancung dan di atas bibirnya terdapat sedikitkumis tipis. Hmm kata orang, perempuan yang berkumis mempunyai nafsu yang.. Buah dadanya yang montok dan besar itu terlihat menggunduk di balik bajukebayanya yang berdada rendah. Kekagumanku memaksa otakku untuk mengukurbesaran vitalnya.. paling sedikit 34, tak mungkin kurang dari itu. Kelakaku tahu perhitunganku tak meleset. Ukurannya 36.
"Waahh.. Mang Iyus sekarang lagi sering ke pabrik.. jadi jarang dirumah", kata perempuan itu sambil terus menggandeng tangan kanankumenuju kamar. Lalu mulailah bibir indah itu berceloteh tentang betapakangennya ia dengan keluargaku. Juga tentang rencana-rencana-nya mengunjungi ayah-ibuku yang selalu gagal karena kesibukan suaminya.Akumendengar dengan antusias. Seantusias mataku yang mencuri-curi pandangke belahan buah dadanya. Tanpa sengaja sikuku menyenggol sisi kiri bukitkembar itu, keempukannya membuat ada desiran aneh mengalir dari dadamenuju selangkanganku. Tak tahan untuk tidak mencuri kesempatan,kuangkat sikuku lebih tinggi sehingga mulai bergesekan dengan ujung kiribuah dadanya, daging bulat yang kenyal dan empuk itu sedikit-sedikitmenampar sikuku membuat penisku mulai berdenyut-denyut danperlahan-lahan bangun dari tidurnya. Buah dada besar itu berayun naikturun sesuai langkahnya yang ditingkahi derai bicaranya. Pelan-pelan akumenggerakkan sikuku lagi, mencari peruntungan siapa tahu bisa merasakanputingnya. Bi Laha merasakan gerakan sikuku yang kurang wajar itu laluberhenti berbicara dan tersenyum. Tangan kanannya mendorong sikukumenjauh dari buah dadanya yang bundar seperti buah melon itu serayamencubitnya. "Mmh.. geli dong Fi.. sengaja ya.." Bisiknya serayamendelik galak. My god.. bisikannya.. Aku agak melambatkan langkahkukarena tonkolan daging di selangkanganku semakin keras dan mengganggujalanku. Otakku yang biasa berkutat dengan teori-teori ekonomi mendadakpenuh dengan rencana-rencana untuk menaklukkan isteri pamanku ini. Semuasel-sel di dalam tempurung kepalaku terfokus pada satu titik: 'aku harusmenaklukkan isteri pamanku itu, sampai titik dimana ia akan mengemisuntuk merasakan penisku menari-nari dalam vaginanya! '("Pemuda yang tampan", Laha tersenyum meninggalkan kamar keponakan suaminya itu. "Tampan dan nakal". Lalu tanpa sadar perempuan itu merabaujung buah dada kirinya. Masih terasa sisa-sisa kegelian akibat gesekansiku kekar pemuda itu. Kegelian itu kini tiba-tiba membuat darahnyaberdesir. Kegelian yang sudah lama tak dirasakan-nya,yang akhir-akhirini cuma mampir lewat mimpi. Perempuan itu melirik Iyus, lelaki kayayang mengawininya hampir 15 tahun lampau. Tampak suaminya itu kembalitenggelam dalam kesibukan meneliti catatan pengeluaran dan pemasukanperusahaannya. Laha menghela nafas, tiba-tiba saja ia begitu menyesaltak membiarkan siku pemuda itu sedikit lebih lama menggesek-gesek buahdadanya.)Pembaca, kata-kata dalam kurung di atas adalah perasaan-perasaan Bi Laha(bukan kata-kata) yang diceritakannya kelak setelah kami berdua menjadi'akrab'. Dan anda akan menemukan kurung lainnya yang menunjukkanperasaan tokoh lain. Sengaja kubuat komposisi seperti ini untuk membuatcerita ini lebih mengalir.3 hari pertama, aku melakukan sosialisasi dengan keluarga Mang Iyus.Terutama, tentunya, dengan Bi Laha. Perempuan yang bernama lengkapNugraha itu ternyata seorang yang cerdas dan senang membaca. Walau hanyalulusan SMA, ia banyak menguasai masalah-masalah aktual masa kini. Darimasalah ekonomi, politik, sampai ke soal fashion. Benar-benar temanbicara yang mengasyikkan. Akhir-akhir ini Mang Iyus tampak lebih sibukdengan pabrik dodolnya dan, sudah tentu, istri barunya. Sehingga praktisia baru ada di rumah sesudah jam 8 malam setiap harinya. Itupun karenaaku ada disini. Biasanya, hari Kamis sampai Minggu lelaki itu menginapdi rumah Nuke, istri mudanya. Bisa kubayangkan betapa kesepiannya BiLaha. Apalagi, belakangan kutahu bahwa sudah 6 bulan lebih Mang Iyusmengalami masalah dengan 'senjatanya' karena pernah terkena tendanganbola yang keras sekali sehingga harus dirawat seminggu dua kali olehseorang dukun urut.Malam itu, seperti biasa kami ngobrol berdua menunggu Mang Iyus pulang.Badan kami terasa sangat segar selepas mandi setelah sesorean bersimbahkeringat membersihkan rumah yang baru saja ditinggal pulang Titi,pembantu setia keluarga itu, selama seminggu. Saat itu Bi Lahamengenakan kebaya hijau muda dikombinasikan dengan kain jarik hijau tua. Mang Iyus memang menyuruh isteri-isterinya menge-nakan kebaya setiaphari. "Lebih indah.." katanya suatu hari. "Lebih merangsang.." Jawabku dalam hati. Rambut perempuan yang belum lagi kering itu diikat buntutkuda, memperlihatkan leher jenjangnya yang indah dan putih mulus. BiLaha tidak mengenakan penutup dada sehingga buah dadanya menyembulkeluar dan dari belahannya kentara sekali kekenyalannya. Ingin rasanya memasukkan tanganku diantara belahan dada itu dan meremassekuat-kuatnya. Kami duduk berhadapan di meja makan kayu berukirberukuran besar."Bi Laha.. umurnya sudah lebih dari 30 kok badannya masih.." Sengaja akumengalihkan topik pembicaraan ke topik yang agak 'syuur'. Siapa tahubisa jadi entry point untuk menggumuli tubuh isteri pamanku itu. "Masihapa Fi.." Deliknya sambil tersenyum."Masih kenceng.. masih.. seksi.."jawabku seraya memandang wajah Bi Laha yang mendadak bersemu merah.("O Tuhan, sudah lama aku mendambakan puji-pujian seperti ini dariseorang lelaki", demikian jerit hati perempuan itu. Ketika masihperawan, tak ada lelaki yang luput melontarkan pujian padanya. Tak adayang tak mengagumi kembang desa Cilimus yang namanya sempat jadi buahbibir para pria kota Garut kala menjuarai festival 'Mojang Garut'.Setiap pujian, selalu mengalirkan gairah pada seluruh pembuluh darahnya.Dan gairah itulah yang senantiasa membuat esok menjadi lebih indah darikemarin. Dan sekarang, setelah bertahun-tahun padam, tiba-tiba seorangpemuda mengucapkan dua patah kata yang mengobarkan kembali gairah itu. Hanya saja di luar kebiasaan, kali ini gairah itu memacu jantungperempuan di usia 30-an itu berlari lebih cepat.)Buah dada Bi Laha naik turun mengiringi degup jantungnya yang semakincepat "Untung benar Mang Iyus bisa menikmati tubuh bibi yang montok ini.Kalau saya jadi Mang Iyus, bibi akan saya tiduri setiap hari.."Kata-kata itu begitu saja mengalir tak terbendung. Aku sendiri terkejutmendengar pernyataan yang terkesan 'vulgar' itu. Konyolnya, gara-garamembayangkan kata-kata itu tanpa sadar penisku bangkit dan mengeras.Nampak Bi Laha juga sedikit terkejut mendengar kata-kataku. Gila,mungkin begitu pikirnya, beraninya seorang keponakan berkata-kata jorokkepada bibinya, untung dia tak marah malahan terenyum menggoda, "Tiaphari Fi..? Kuat emangnya..?" Uff, jawabannya membuat penisku terasasakit karena tertekuk di dalam celana dalamku."Hmm.. jadi bibi maucoba..?" Aku tersenyum menantang seraya berdiri dan berpura-pura akan menurunkan ritsluiting celana katunku sambil mengambil kesempatan untukmembetulkan posisi penisku, hahh.. lega, "iihh.. Rafi jorok ah.. nanti ketauan Mang Iyus.." Pekiknya sambil menutup mata dengan keduatangannya. Namun mata perempuan itu tampak diam-diam mengintip melaluijemarinya yang lentik. Wajahnya tercengang melihat bagian depan celanakuyang lebih menggelembung dari biasanya. Karena bahan katun yang lemas,penisku tercetak dengan jelas sedang berdiri tegak. Aku melirik ekspresiistri pamanku itu. Kentara sekali wajah bibiku itu bertanya-tanya.("Gila anak ini!" Maki Laha dalam hati. "Dia mau membuka ritsluitingnyadi hadapanku! Aduh, lalu aku harus gimana? Brengsek, serius ngga sihdia? Tapi, tapi, kalau diliat-liat.. ya ampun, anunya membesar.. jelasbenar tercetak di celananya. Kalau begitu dia tidak main-main!! YaTuhan, apa dia mau memperkosaku? Ka.. kalau iya, apakah aku mampu menampung anunya yang besar itu? Hmm, tapi kata orang kalau perempuandimasuki anu yang besar rasanya seperti.. " Laha tersenyum sendiri sebelum dengan perasaan malu menghentikan pikirannya yang berhamburantak terkendali itu. Namun terlambat, desiran kegelian dan kegatalan itu telanjur mengalir ke bawah perutnya)"Nggak bakal ketauan Bi.. Mang Iyus kan lagi di pabrik..""Iiihh.. ngga mau ah.. bibi takuut.." Kata Bi Laha sambil bersiap bangkit dari kursi. "Lo.. lo.. mau kemana Bi..? Duduk saja.. saya cuma becanda kok..""Uuuhh.. dasar.. kirain beneran.." "Kalau beneran, gimana? Bibi mau..?" Sejenak Bi Laha memandang bongkahan besar di selangkanganku, kemudian mendelik galak kearahku, lalu membuangmuka."Tauk ah..""Loo.. kok malah ngambek.. ayo dong Bi.. saya kan cuma becanda.."Perempuan itu masih juga tak mau melihat mukaku."Iya deh.. Bi.. sorry.. jangan ngambek terus doongg.. entar punya sayatambah gede lo..""Iiih.. Rafi.. kamu tuh ngomongnya ngaco deh.. Lagian apa hubungannyangambek sama.. sama.. punya kamu..""Ada dong Bi.. kalau bibi ngambek, mukanya tambah merangsang.. hehe.."Isteri pamanku itu pun tersenyum geli, lalu melemparkan serbet kemukaku.. "Dasar ngeres."

("Pemuda ini sungguh menggemaskan!" Laha tersenyum dalam hati. Ia mulaimenyukai keponakan suaminya itu. Mukanya lumayan cakep, cerdas, orangnyabaik, dadanya bidang. Tapi jailnya itu lho.. agak-agak menjurus. "Anakini benar-benar tak tahu keadaan! Sadarkah dia kalau kejahilannya itumembuat aku.. aku.. terangsang? Apalagi.. apalagi.. melihat anunyayang.. iih.. besarnya." Laha mendesah membayangkan benda itu memasukidirinya. Diam-diam, ia agak kecewa keponakannya tak sungguh-sungguhmenurunkan ritsluitingnya.)"Hehe.. Kebetulan Bi.. berhubung kita sudah kepalang ngeres.. kita cerita-cerita pengalaman ngeres yuk?""Yang ngeres kan kamu Fi bukan bibi.." Katanya memprotes."Iya deehh.. saya yang ngeres.. tapi mata bibi tadi juga ngeres..buktinya tadi bibi ngeliatin terus 'punya' saya.""Itu bukan ngeres tauk! Itu kaget! Habisnya.." Seperti sadar karena kelepasan omong, Bi Laha tak melanjutkan kata-katanya. Ia menutup mata dengan tangannya sembari menggigit bibirnya yang tak kuasamenyunggingkan senyum."Abisnya apa Bi..? Abisnya besar ya.." Aku melanjutkan kata-katanya sambil menyeringai.. Muka Bi Laha memerah, sambil lagi-lagi membuangmuka, ia mengangguk."Naah.. makanya.., biar asyik.. gimana kalau kita cerita tentang bagaimana si 'besar' saya itu bisa membuat perempuan tergila-gila.." BiLaha tersenyum dan kembali memandangku. "Kamu memang gila.. tapi.. boleh juga tuh.. walaupun kedengarannya agakserem, asal jangan nakut-nakutin bibi kayak tadi lagi ah..""Nggaa.. janji deh bi.. anggap saja sekarang kita lagi belajar anatomitubuh, kalaupun saya menunjukkan bagian tubuh saya pada bibi, itu cumademi pengetahuan kok.. suer.." Kataku seenaknya untuk menenangkan hatinya. Lalu perempuan itu meletakkan dagu di atas tangannya yangbertelekan di atas meja, menungguku bercerita. Akibatnya, buah dadanya tampak semakin menggelembung terganjal meja. Saat itu aku menyesal kenapa tidak diciptakan sebagai meja."Bi.. saya sudah kenal perempuan sejak SMA lho.. entah kenapa.. nafsusaya besar sekali.. sejak kali pertama itu, hampir tiap hari saya minta 'begituan' sama dia.. sampai-sampai dia sendiri kewalahan.""Dia itu teman SMA kamu Fi..?""Heheh.. rahasia.. pokoknya perempuan.. cantik, montok, dan seksi..""Sampai sekarang, kamu juga minta 'gituan' tiap hari Fi..?", "Ngga..sekarang agak berkurang.. paling banyak tiga kali seminggu.." "Kalau ngga ada perempuannya?" Bi Laha mulai penasaran."Ya swalayan dong bi.. seperti sekarang, karena saya lagi ngga punyateman tidur, yaa terpaksa, kecuali kalau bibi..""Aa.. tuh kaan.. mulai lagii.." Nada bicara Bi Laha terdengar merajuk."Heheh.. bercanda.. Nah.. selera saya selalu pada perempuan yang liar..yang ngga malu untuk teriak-teriak.. yang kalau cium bibir lelakiseperti orang kehausan mencari air.. yang kalau saya tindih badannya menggeliat-geliat sehingga payudara-nya yang tergencet menggesek-gesek dada saya." Bi Laha nampak tercengang mendengar kata-kataku mengalirbegitu saja tanpa rasa risih.("Edan! Belum pernah terlintas sedikitpun dalam benakku untuk mende-ngarkan cerita seks dari seorang lelaki bukan suamiku. Celakanya, kini aku mendengarkan cerita-cerita itu dari mulut keponakanku sendiri.") "Heheh.. santai saja bi.. saya ngga ngerasa risih ngomong beginian samabibi, habis bibi nikmat diajak ngobrol, jadi yaa alami sajalah.. "Perempuan itu agak tersipu karena 'terbaca' olehku."Sampai dimana tadi..? O ya.. perempuan liar.. tapi jangan salah bi..saya selalu memulai dengan lembut.. penuh rasa sayang.. biasanya sayamulai cium pipinya.. terus hidungnya.. lalu mampir ke kuping.. sayapaling suka menggigit daun telinga dan menjilati lubangnya.. biasanyat eman-teman perem-puan saya sampai disitu sudah ngga tahan.. kalauliarnya keluar, macem-macem deh reaksinya.. ada yang minta payudaranyadiremes keras-keras.. ada yang minta putingnya digigit dan disedot.. adajuga yang langsung ngisep penis saya."("Aku benar-benar tak percaya pada apa yang kudengar. Anak muda yangbelum genap 23 tahun ini menyebut kata 'penis' dengan santainya di depanbibinya yang berumur 35! Tunggu. Apa katanya? Seorang perempuan pernahmenghisap anunya? Gila. Perempuan macam apa itu? Seperti apa bentukmulutnya? Hmm, apakah anu sebesar itu muat di dalam mulutku?" Laha mengeluh karena pertanyaan-pertanyaan itu pada akhirnya merangsangdirinya sendiri. Desiran rasa geli dan gatal itu semakin deras terasa diselangkangannya.)Nafas Bi Laha mulai memburu. Berkali-kali tampak ia menelan ludah. "Ko..penis kamu pernah diisep perempuan Fi..?" Ia menyebut kata 'penis'dengan sedikit risih karena tidak biasa. Suaranya terdengar serak. Akumengangguk. "Rasanya kayak apa ya Fi..?" "Bibi belum pernah ngisepburung..?" Bi Laha kembali tersipu. Ia agak jengah dengan pertanyaankuyang tembak langsung itu. Walaupun sedikit kikuk, ia mencobamenjawabnya. "Ehm.. gimana ya bilangnya Fi.. soalnya Mang Iyus biasanya langsung tancep sih.. terus.. dianya molor.. jadi ya ngga ada variasi..""Jadi belum pernah dong?" Kejarku, dan perempuan itu menggeleng.("Sialan!! anak ini pasti menertawakanku", Laha mengge-rutu dalam hati.Ia teringat pesan kakak perempuannya untuk tidak menghisap dan menjilatanu suaminya kalau tidak diminta. Nanti kamu dikira murahan, begitualasannya. Dan suaminya memang tak pernah meminta. Dan perempuan itumemang tak akan menunggu diminta kalau anu suaminya berukuran sebesarkeponakannya. Dan kata 'penis' dirasa-nya lebih kasar dibanding 'anu'.)"Heheh kasihan bibiku sayang.. tapi jangan kawatir.. nanti saya ajarindeh cara-caranya.. tapi prakteknya tunggu sampai Mang Iyus sembuh duluya..?" Aku mencoba menghibur. Namun, Bi Laha hanya tersenyum masampertanda apatis. "Ada cara lain sih bi.. ya swalayan itu tadi..masturbasi..""Tapi.. tapi kan masturbasi akan terasa lebih nikmat kalau kamu sudahpernah ngerasain yang sebenarnya..""Betul sekali bi.. tapi saya ada solusi untuk itu.. " Aku bangkitmengitari meja dan duduk di sampingnya. Kami berdua duduk di kursi tanpasandaran. ("Rafi, mau kau apakan bibimu ini?")"Saya ngga akan apa-apain bibi.. jangan takut.." kataku disambut senyum manisnya. Amboii cantiknya. Tiba-tiba batinku seakan mengucapkan janjinya bahwa di malam inilah aku akan menikmati tubuh sintal isteripamanku. "Pejamkan mata bibi.. saya akan mengelus muka dan tangan bibi..lalu bibi harus berfantasi sesuai petunjuk saya.. Ok?" Tanpa mintapersetujuan aku berdiri di belakang Bi Laha dan dengan lembut menutupmatanya. "Atur nafas bibi.." Lalu aku meletakkan jari telunjuk dantengahku di pipi kanannya "Bayangkan jari saya ini bibir lelaki ya bi.."("ooh apa yang harus kulakukan.. apa yang harus kulakukan.. haruskah aku mengikuti kata-katanya? Haruskah aku berfantasi? Pantaskah seorang bibiberfantasi sexual bersama keponakannya sendiri? Atau sebaiknya aku pergidari sini? Keponakan sialan! Kamu sengaja, kamu tau bibimu lagi butuh..kamu tau bibimu seorang isteri kesepian..")Bi Laha tak bereaksi. Ia menurutiku menutup mata. Hanya saja terasa otot tubuhnya menegang. Mungkin malu, tegang, dan gairah bercampur jadi satu.Kedua jariku mulai menelusuri pipinya yang mulus dan kencang, menelusuri sisi hidungnya yang indah, kemudian berhenti sebentar di bibirnya yangseksi dan tampak basah. Pelan-pelan kucubit bibir bawahnya, "mmhh.."Perempuan itu menghela nafas. "Bi.. bayang-kan seorang lelaki menciumlembut bibir bibi lalu sesekali ia menggigit bibir bawahnya....." Sementaraitu tangan kiriku mulai mempermainkan daun telinganya. "sssssss.." Bi Lahamendesis dan menggeliat kegelian. Penisku mendadak berdenyut. Akubenar-benar hampir tak dapat mena-han nafsu birahiku. Siapa yang bisatahan melihat perempuan montok berkulit kuning langsat dengan buah dadayang menggelembung keluar dari kebayanya tengah mendesis-desiskegelian..! Niat untuk memperko-sanyapun mulai mendominasi sel-selotakku. Terbayang betapa menggai-rahkannya menggumuli tubuh sintal iniseraya memaksanya bersetubuh. Tapi suara hatiku melarang. Perempuan iniisteri pamanmu! Perlakukan dia dengan semestinya! Heheh.., ternyata disituasi seperti ini masih ada juga peran suara hati. Jari tangan kanankusudah sampai ke dada Bi Laha, tepat sebelum daging buah dadanya. Sejenakjari-jariku membelai-belai tulangnya, sambil sedikit-sedikit mulaimenyentuh gelembung buah dadanya yang empuk itu.("Ooohh gilaa.. gillaa.. apa yang kulakukan? Tangan anak muda ini seakan menjelma menjadi bibir seorang lelaki yang tengah menciumi, menjilati,dan menelusuri setiap lekuk liku tubuhku dan arahnya. Oh.. arahnya makin mengarah ke buah dadaku. Oh, akankah dia.. akankah dia.." Lalu perempuan itu merasakan aliran darahnya bergerak semakin cepat, semakin cepat.Lalu ia menggeser pinggulnya. Dan tersadar, kalau celana dalam nilonnyamulai basah di bagian selangkangan.) Nafas Bi Laha semakin terdengar tidak beraturan, matanya masih terpejam,alisnya mulai berkerut, bibirnya sedikit menganga, buah dadanya naikturun, tangan kanannya pelan-pelan turun ke selangkangannya dan disambutoleh jepitan kedua pahanya yang langsung bergerak menggesek satu samalain, my god! Perempuan ini sudah tidak sungkan-sungkan untuk menggesek-gesekkan kewanitaannya ke tangannya sendiri di depanku. That'sgood! Tangan kiriku turun dari telinganya dan mulai meremas-remas pundaknya yang sekal dengan hati-hatiku tempelkan penis yang sudah tegakberdiri di balik celana katunku ke punggungnya, tak ada reaksi lalukutekan dengan sedikit keras sehingga penis besarku terasa gepeng terjepit oleh perutku dan pung-gungnya. Bi Laha tersentak dan membukamatanya, aku tidak peduli dan terus menggesek-gesekkan penisku,perempuan itu menengok kebelakang dan terbelalak melihat dari dekatbentuk penisku yang tercetak di celana katunku sedang menggesek-gesek punggungnya.(Laha merasa dirinya seperti orang bisu. Segala kata-kata yang ingin ditumpahkan untuk menceritakan kenikmatan yang tengah dialaminyaterbendung di leher. Kala otaknya menyusun kalimat "Aku ingin buah dadaku dicium" maka mulutnya mengucapkan "Auuhh.." Kala otaknya menyusun"Gigitlah putingku.." maka mulutnya mengucapkan "Emmhh.." Tak ada lagi koordinasi antara otak dan tubuh. Apalagi ketika batang kenyal besar itumulai tergencet di punggungnya. Kehangatannya, kekenyalannya, ukurannya,menyebarkan getaran-getaran listrik ke seluruh pembuluh syaraf isterikesepian itu. "Ingin benar rasanya aku membalikkan badanku, membukaritsluitingnya, lalu meraih batang perkasa itu untuk kubelai, kuciumilalu.. uh, beranikah aku memasukkannya ke mulutku? Beranikah akumenghisapnya? Lalu apa kata keponakanku nanti? Apa ia akan menganggapkumurahan, seperti kata kakakku?" Lalu sel-sel otaknya mulai mengajukanpertanyaan-pertanyaan yang semakin menakutkan perempuan itu, "Pantaskahaku melakukan ini dengan keponakanku sendiri? Akankah ia memaksaku untukbersetubuh dengannya?" Laha ingin sekali bisa bicara jujur pada hatinuraninya. Ia telah terlalu lama dahaga. Apalagi ia kini dimadu. Karenaingin jujur itulah, ia memberanikan diri berharap pertanyaan terakhirnyaakan menjadi kenyataan. Lalu ia pun tersentak. Tinggal selangkah lagibagi dirinya untuk menyandang predikat isteri tak setia.)Tiba-tiba Bi Laha menatapku dengan kawatir, "Fi.. bibi takuut.." Akutersenyum dan dengan lembut tangan kananku kembali menutup matanya,"Sshh.. ngga Papa bi.. nggada siapa-siapa kok dan bibi nggak akan sayaapa-apain, suer.." dengan penuh perasaan janji-janji surgaku mengalirderas siap untuk mendinginkan gejolak ketakutannya and it works, otottubuhnya kembali terasa santai bahkan beberapa saat kemudian Bi Lahamulai membalas gesekanku dengan menggerak-gerakkan punggungnya kekiridan kekanan seakan hendak memberikan kesempatan pada setiap pori kulitpunggungnya untuk menikmati kerasnya penisku. Melihat respon seperti ituaku mulai lepas kendali sambil terus menggesekkan penis, meremas pundakkirinya dan mulai membelai belahan buah dadanya dengan lembut kukecupleher kirinya seraya bibirku menelusurinya turun ke pundak,"Bi.. bayangkan lelaki itu mencium leher bibi.. terus turun ke pundak..bayangkan bahwa sebentar lagi bibir itu akan melewati susu bibi,mencium-cium kecil sekeliling puting..""Ouhh Fii.. ss.." Bi Laha mendesis keras seraya menggerakkan kepalanyake kanan pertanda mulai terangsang, bibirku kemudian menggigit-gigitkecil daun telinganya dan kemudian aku memasukkan lidahku di lubangtelinganya dan mulai menciumnya, kepala Bi Laha menggeleng-geleng agakliar,"Ngghh.. ngghh.. " Erangnya kegelian."Senjata saya nikmat rasanya khan Bi..?" bisikku sambil terus menjilatitelinganya. Sambil terus mengerang ia mengangguk,"Lebih besar dari Mang Iyus bi..?" Erangan isteri pamanku itu terdengarmengeras, lagi-lagi ia mengangguk."Bibi mau ngerasain penis beneran saya..?" Bi Laha menengadahkankepalanya dengan alis berkerut, mata terpejam dan mulut menganga."hh.. mm.. Mau Fi.. ehh.."(Laha merasa otaknya sudah tak ada hubungan dengan organ lain tubuhnya."Edan, aku benar-benar tak tahu apa yang diucapkan mulutku", perempuanitu memaki. "Kata-katanya terlalu memojokkan. Penis pemuda ini terlalumenggairahkan. Kecupan, jilatan, dan rabaannya membuat selangkangankusemakin banjir. Ah, kata 'penis' lebih baik dari 'anu', dan jauh lebihberadab dari 'penis'.")Ketika itu juga kuselipkan tangan kananku ke balik beha hitamnya danyess.. keempukan dan kekenyalan buah dada kanan isteri pamanku inibetul-betul terasa nikmat di dalam genggamanku, puting susunya begitukeras dan panjang.("Ohh, ia meremas buah dadaku, pemuda itu benar-benar meremasnya! Inilahkali pertama buah dadaku diremas-remas tangan lelaki bukan suaminya.Ayo, ayo lebih keras, lebih keras, betapa selama ini aku merindukantangan lelaki. Oh Rafii, kamu adalah pria kedua selama hidup yang pernahmenjamah tubuhku.")"Bi Laha.. bayangkan lelaki itu sekarang dengan buas sedang mencupangsusu.. dan menyedot puting bibi.." r>"Ouuhh.. haahh.." Bi Lahamenggelinjang sampai-sampai pantatnya terangkat dari kursi.. sikunyamenyenggol gelas di atas meja sehingga tumpah.. seakan diingatkantiba-tiba Bi Laha meronta mencoba melepaskan diri dari remasan danciumanku.("Tunggu. Aku isteri orang! Dan anak muda yang tengah mempermainkanputingku ini adalah keponakanku! Auh, sudah lama putingku tidak mengerasseperti ini.")"Fi.. Fii.. ss.. ehh.. Fii.. jangann.. nan.. nanti keterusan.. ahh..jangan.." rintihnya memohon. Bukannya berhenti, malah dengan cepatkuselipkan juga tangan kiriku ke balik beha satunya sehingga sekarangkedua tanganku berada di balik behanya meremas kedua buah dada montok BiLaha. Dengan sekali sentak, kukeluarkan kedua buah dada besar itusehingga bentuknya menonjol ke atas karena tertahan oleh kedua cup behadi bagian bawahnya. Tanpa membuang waktu, jari jempol dan telunjukkumemilin-milin putingnya yang berwarna coklat kemerahan itu. Bi Lahasemakin mengerutkan alis dan mulutnya meringis seperti orang kepedasan,"Aouuhh.. Fii.. gellii.. ss " Bi Laha mulai mendesah dan mendesis takkaruan. Kedua tangannya kini menjulur ke belakang memegang belakang pahaku.
("O Rafii lebih keras, lebih keraass. Gigit puting bibimu sayang, gigitputing bibimuu..")Sambil masih memilin puting kirinya dan menciumi lehernya, aku membukaritsluiting celanaku, menurunkan sedikit celana dalamku, lalukukeluarkan penis raksasaku. Tangan kananku menjulur kebawah lalu dengansekali tarik kuangkat ujung baju kebayanya ke atas sehingga punggungmulus berhias tali beha hitam milik isteri Mang Iyus itu kini terpampangdi hadapanku. Kuletakkan penisku yang sudah sangat tegang itu di ataskulit mulus punggung Bi Laha. Lagi-lagi Bi Laha membuka matanya denganpandangan kebingungan, antara keinginan melihat penisku bercampur denganketakutan akan melakukan persetubuhan dengan lelaki bukan suaminya. Iahanya bisa mengerang dan menggelinjang sambil menoleh menatapku ketikadirasanya daging keras penisku mulai menggesek-gesek kulit haluspunggungnya, dirasanya punggungnya mulai ditetesi oleh cairan beningyang keluar dari lubang penisku. Bi Laha benar-benar terlihat berada disimpang jalan. Ia begitu bergairah dengan sensasi yang belum pernahdialaminya selama hidup, namun ia begitu ketakutan melihat keponakannyadengan penuh nafsu tengah meremas-remas susunya, memilin putingnya,menggesekkan penis di punggungnya, dan.. perempuan itu dengan mudahmenebak bahwa perbuatan ini akan berakhir dengan persetubuhan!Jam dinding berdentang keras menandakan pukul 8 malam. Waktu dimana MangIyus biasa pulang. Seakan tersadar dari mimpinya, Bi Laha meronta danmenahan kedua tanganku yang masih sibuk meremas buah dada dan putingnya,"Fi.. tolong.. stoop.. inget Fi.. kamu keponakan bibi.." Sambil berkata,perempuan itu menjauhkan kedua tanganku dari buah dadanya. Takkehilangan akal, begitu terlepas dari puting, tangan kananku langsungmenyambar selangkangannya dan meraba gundukan daging di balik kain jarikyang sudah tak karuan bentuknya itu. Dengan cepat tanganku mengocokvagina Bi Laha dari luar. Bi Laha sempat terbelalak melihat reaksiku, iasama sekali tak menduga gerakanku dan matanya tampak terkejap-kejapmenikmati kocokan jemariku di celana dalam nilon yang menutupi daerahklitorisnya.("aahh, tangan keponakanku ini benar-benar luar biasa. Kocokannyabenar-benar membuat seluruh lorong vaginaku terasa geli. Dindingnya yangterasa amat basah itu mulai berdenyut. Ingin rasanya aku membuka celanadalamku dan membiarkan jemari kasarnya mempermainkan daging kemaluanku.Sial, haruskah aku menghentikan kenikmatan ini? Tapi, betapa kejamnyaorang menghujat seorang isteri tak setia!")Sempat ia merenggangkan paha beberapa saat seakan menyilakan tangankumengeksplorasi vaginanya lebih jauh, namun dengan kekuatan entah darimana, ia berteriak "Fii.. lepaskaann Bibi.." lalu meronta, danmendorongku kebelakang hingga nyaris terjengkang. Perempuan itu meloncatdari duduknya dan lari menjauh. Rambutnya acak-acakan, buah dadanyabergelayutan keluar dari beha nya, kain jariknya nyaris lepas daristagennya. Sial! Padahal dia hampir menyerah! "Fi.. cukup Fi.. kitanggak boleh berbuat lebih jauh dari ini, bibi yakin kalau kita teruskanini akan berakhir di atas ranjang." katanya dengan nafas memburu sambilmembelakangiku dan memasukkan kembali kedua buah dadanya ke dalam beha."Nggak akan berakhir di ranjang bi.. kan saya sudah bilang dari awal..bibi nggak akan saya apa-apain, masa bibi nggak percaya omongan saya?"Ia merapikan baju kebaya dan rambutnya "Bukan itu Fi, bibi ngga percayapada bibi sendiri."(Mendadak Laha sendiri ragu. Apakah ia harus bangga atau menyesal akankeputusannya ini)Lalu ia berbalik ke arahku dan perempuan itu terbelalak, ia tampakterkejut dan tanpa sadar menjerit kecil, "Ya ampuunn Rafi.. besarnya.."Mata Bi Laha terpaku pada penisku yang masih mengacung tegang keluardari celana dalamku. Urat-urat tegang tampak sekali menonjol disekeliling batang berdiameter 3-4 cm itu. Kepala penisku menunjuklangsung ke wajah perempuan berusia paruh tiga puluh itu. Keraguankembali tergambar di air mukanya. Dari situ aku yakin, bahwa birahiisteri pamanku itu masih tersisa terlalu banyak untuk dilewatkan begitusaja. Nafsuku benar-benar sudah naik ke kepala, aku sudah tak peduli,kubungkam suara hatiku, kubuang janji-janji bull shitku pada Bi Laha dandengan cepat kuhampiri tubuh montoknya lalu kupeluk dengan erat. "Rafiimau apa kamuff.. mphh.." Teriakannya terpotong oleh lumatan bibirku diatas bibirnya yang ranum itu. Itulah kali pertama aku mencium bibiku.("Hah, ia menciumku, ia menciumku! Rafi, kamu adalah laki-laki keduadalam hidup yang pernah mencium bibir bibi. Oh, nikmat betul merasakanlidahmu menyapu seluruh rongga mulut bibi. Nikmat betul merasakanbibirku disedot dan digigit. Uh, apakah kamu juga akan menjadi lelakikedua yang akan.. yang akan.. menyetubuhiku? Dan gelagat itu sudahtampak. Coba lihat, tanganku tak bisa bergerak. Tubuhku didekapnya erat.Jangan-jangan, jangan-jangan.. pemuda ini sungguh-sungguh berniatmemperkosaku. Hah, bagaimana kalau orang lain tahu?" Bagi perempuan ini,kata 'perkosa' kini menimbulkan gairah sekaligus kekhawatiran.)Pelukanku sedemikian eratnya sehingga terasa buah dadanya yangmenggencet dadaku seakan hendak pecah. Ia melepaskan bibirnya darilumatanku dan memalingkan muka mencoba untuk melawan. "Rafi.. jangan..saya istri pamanmu.. ohh.. nanti bibi teriak!" Tak kuhiraukankata-katanya. Di kupingku terngiang bisikan-bisikan yang terasa semakinkeras: Dia mau.. Dia mau.. Paksa dia.. Perkosa dia..! Maka denganbertubi-tubi kuciumi lehernya sehingga walaupun ia meronta danmemukul-mukul punggungku, terasa sesekali badannya menggelinjang karenageli. Bunyi kecupan bercampur erangan birahiku dan desahan yang memohonaku melepaskannya menggema di udara dingin rumah besar di KabupatenGarut itu. Ia memejamkan matanya tak berani menatapku yang kini mulaimenjilati telinga dan lehernya, "TOLOONG.. TOLooNG!!" Tiba-tibaperempuan itu menjerit.("Aku takut! aku benar-benar takut! Saat ini aku memang dahaga lelaki.Dan itu bukan berarti aku mau diperkosa oleh keponakanku sendiri.Apalagi katanya, seorang pemerkosa cenderung selalu berbuat kasar. Ohtiba-tiba aku merasa begitu ngeri melihat pemuda itu menciumi leher dankupingku dengan ganas. Tapi, haruskah berteriak?")Aku terkejut mendengar teriakan Bi Laha. Ini bahaya..! Bisa bubar semuarencana! Lalu kudorong dengan paksa dan kurebahkan tubuh sintal yangmeronta-ronta itu ke atas meja. Kedua tanganku dengan kuat menahanpergelangan tangannya yang kini membentang ke atas. Bi Laha semakinmeronta. Kepalanya di palingkan dengan keras ke kiri ke kanan untukmenghindari bibirnya dari lumatanku. Pinggulnya yang terbaring dipinggir meja disentak-sentak untuk menjauhkan penisku dariselangkangannya. Well, tak ada pilihan lain, sorry Bi Laha. Lalu dengankasar kutindih tubuh montok itu sehingga rontaanya tertahan, pinggulkumengunci gerak selangkangannya, penisku kini tergencet oleh perutku danselangkangannya.("Betul dugaanku. Lelaki ini tiba-tiba jadi kasar! Aduh, aku jadibetul-betul ngeri! Aku takut ia menamparku, aku takut ia melukaiku. Akujuga takut, ia akan mengoyak-ngoyak vaginaku. Ya Tuhan, malang niannasibku. Aku takut darah!")Lalu tanpa sengaja penisku itu tergencet oleh sebuah gundukan daginghangat yang terasa ditutupi oleh bulu-bulu lebat. Berani taruhan bulunyapasti lebat sekali, soalnya dari luar kain kebayanya saja sudah terasakelebatannya, mengingat itu darahku terasa berdesir.("Tunggu Laha, ketakutanmu terlalu berlebihan. Pemuda ini cuma kasarketika menindihmu. Itu pun karena kau berteriak!" Logika Laha mulaibicara. Tiba-tiba perempuan itu menyadari betapa sesungguhnya kekasaranpemuda itu tak lebih dari reaksi akibat terakannya tadi. Lalu kengerianitu sirna. Lalu ada kehangatan di selangkangannya. "Ouuh Rafi, sungguhhangat dan keras penismu itu. Ayo, gesekkan, gesekkan penismu di atasvagina bibi.. Tapi.. tapi.. bagaimana kalau suamiku tiba-tiba pulang?")"Silakan berteriak bi.. ngga ada gunanya.. di rumah ini nggak adasiapa-siapa.. orang di jalanan juga ngga bisa denger.." kataku menantangdengan nafas tak kalah memburu dengan Bi Laha. "Kalaupun ketahuan palingsaya diusir.. tapi bibi..? Bibi bisa dicerai oleh Mang Iyus yang sudahpunya Nuke, jadi apa untungnya berteriak?" Bibiku tak bisa menjawabnamun matanya menyorotkan sinar kemarahan padaku. Entah marah karenakata-kataku atau perbuatanku.("Jangan pernah kau sebut nama sundal itu di hadapanku!")"Bi.. saya tau bibi selama ini kesepian, apalagi setelah Mang IyuspunyaNuke makanya bi.. pikir praktis saja.. kalau Mang Iyus boleh punyaperempuan lebih dari satu.. kenapa bibi nggak..?" Aku mulai cobameyakinkan bibiku dengan logika-logika ngawurku. Bi Laha kembalimemejamkan mata dan memalingkan muka seraya menggigit bibir. Tampakbetul ia tengah berusaha menekan kemarahan di dalam dadanya. Matakumenelusuri tubuh sintal yang tertindih oleh tubuhku. Baru kusadaribetapa merangsangnya posisi tubuh Bi Laha itu dilihat dari atas. Keduatangannya membentang ke atas dan pahanya mengangkang. Ketiaknya yangtampak putih di balik kebaya brokat hijau itu dipenuhi oleh bulukeriting yang lebat. Wangi khas menyebar dari ketiaknya menandakanmental perempuan itu saat ini tengah tertekan. Tapi wangi itu membuatgairahku meningkat lagi. Suka atau tidak, isteri pamanku ini akankesetubuhi! Aku kembali menciumi leher Bi Laha dengan bertubi-tubi,terus ke dada mengitari puting susu lalu mampir ke ketiaknya yangrupanya merupakan weak point bibiku karena terdengar ia mendesah ketikaaku mulai mengecupnya, tanganku melepaskan pergelangan tangan Bi Lahadan, brett..! Dengan kasar kurobek kebaya di bagian dada sehingga buahdada besar yang masih tertutup BH hitam itu terbuka menantang wajahku.Tangan Bi Laha berusaha menutupi dadanya yang kini bebas dilihat olehmataku. "hh.. Fii.. bibi malu.." bisiknya lirih.("Ya Tuhan, ia akan melakukannya.. ia akan melakukannya! Ia akanmemperkosaku! Ooohh.. semoga tak ada kekasaran lagi.")Aku kembali meraih tangan Bi Laha dan menahannya dalam posisi membentangke atas. Posisi itu membuat bagian depan kebaya brokatnya terbuka kesamping sehingga perutnya yang kencang dan mulus itu terlihat denganjelas. Buah dadanya terangkat keatas tertarik behanya yang cuma mampumenutupi 3/4 bagian buah dada bibiku itu. Bagian bawah bukit kembarnyamenonjol keluar dari bagian bawah beha hitam berukuran 34 itu. "Susubibi seksi sekali.. Mang Iyus benar-benar lelaki beruntung.. " Dan akupun mulai menciumi daging empuk di bagian atas buah dadanya, lalu akugigit behanya dan kuangkat kedua cup-nya sehingga kedua buah dada itumelejit keluar. Wuiihh.. benar-benar buah dada yang indah, begitu putihdan mulus, urat-urat birunya tergurat halus di sekitar putingnya yangberwarna coklat kemerahan. Aku mulai mengecup dan menjilati buah dadakenyal itu dengan rakus, kecupan dan jilatanku itu mulai menyusuridaerah sekeliling putingnya. Gerakan melingkar itu semakin kecil dansemakin kecil, "Ehh.. Euhh.. ss.." Ditengah rontaannya yang mulaimelemah, terdengar Bi Laha merintih dan mendesis keenakan sambil terusmembuat gerak melingkar lidahku sesekali menyentil putingnya membuatrintihannya semakin keras diselingi dengan nada kesal karena merasadipermainkan.. hehe.. rupanya perempuan ini ingin cepat-cepat diisap, ifthat what you want that is what you get. Satu, dua.. dan.. tiga! Lalukumasukkan puting dan 1/2 buah dada istri pamanku itu ke dalam mulutku."Aohh.. ss.." Gerakan tubuh Bi Laha mulai liar. Lalu dengan rakuskusedot dan jilat putingnya bergantian kiri dan kanan. Sambil merintihBi Laha menjilati bibirnya sendiri dan menggeleng-gelengkan kepalanya.Rambutnya sudah awut-awutan dan setengah basah terkena tumpahan airminum di meja. Denyutan di penisku terasa makin keras, akupun tak mauberlama-lama. Sambil terus menyedot buah dada dan putingnya, tangankiriku melepaskan tangan Bi Laha dan dengan cepat menyingkap kain kebayaBi Laha sampai sebatas perut sehingga terlihatlah pahanya yang putihmulus itu mengangkang di depan penisku. Dari luar celana dalam nya yangberwarna krem, terbayang segumpal bulu keriting lebat yang menutupivagina. Sebagian daripadanya nampak keluar dari celana dalam yang basahdi daerah selangkangan itu. Duh Bi Laha.. aku benar-benar tak sabaruntuk segera mencium, menjilat, dan memasukkan penisku ke vaginamu yangseksi. Lalu tangan kiriku dengan cepat meraba pahanya dari lutut sampaiselangkangan. Begitu sampai, jari tengahku langsung kutempelkan dibelahan vaginanya, dengan seketika jariku merasakan kehangatan padacelana dalam yang sudah basah dan lengket itu. Pelan-pelan kutekan jaritengahku sehingga kain celana dalamnya ikut melesak masuk ke liangvaginanya. Otot Bi Laha menegang, pinggulnya terangkat sedikit membuatjariku dan kain celana dalamnya semakin terbenam, "Fii.. eehh.." Denganmata terbelalak ia merintih. Kepanikan mulai terbayang di wajahnya.("Oooh Rafi, terus terang aku takut. Aku yakin perbuatan kita ini akanberakhir dengan persetubuhan. Dan aku takut kalau suamiku benar-benarpulang! Dan menceraikanku dengan tuduhan bersetubuh dengan keponakannya!Tapi bukankah aku diperkosa?" Laha tersentak. Ternyata ia mulai mencarijustifikasi.)Tangan kanannya yang bebas memegang dadaku seakan siap untuk mendorong..Oh NO YOU DON'T.. tak akan kubiarkan terulang lagi, kuhentikan semuaaktivitasku lalu SReeT..! Dengan cepat kedua tanganku menarik celanadalam isteri kesepian itu ke bawah sehingga lolos melalui keduapergelangan kakinya. "Ahh.. FII JANGaaNN.." Bi Laha menjerit dan mencobabangkit. Tapi.. BRAAK!! Dengan cepat kutindih kembali tubuh montok yanghampir saja terduduk itu sehingga punggungnya yang mulus sedikitterhempas ke meja. Wajah Bi Laha semakin panik ketika kutempelkan kepalapenisku ke liang vaginanya.("Ya Tuhan, ia mulai kasar lagi dan penisnya, penis besarnya akanmemasukiku! Sanggupkah aku menampungnya? Sakitkah rasanya? Aduuh, kenapaaku jadi panik begini? Persis seperti seorang gadis yang akandiperawani. Oh.. Rafi, bibi benar-benar mengharapkan kau melakukannya.Bibi benar-benar ingin bersetubuh denganmu. Tapi bibi malu karena kamukeponakanku sendiri. Bibi juga takut Mang Iyus tahu perbuatan kita. OhRafii, gelinya bibir vagina bibi.. jangan berlama-lama sayang, persetandengan pamanmu, masukkan sekarang.")
Kebisuan kembali menyelimuti kami berdua. Ruangan asri rumah Bi Laha ituterasa semakin luas dan mencekam dengan kesunyian itu. Suara jangkrikdan kodok sawah terdengar saut menyaut. Sesekali terdengar suaraangkutan pedesaan melewati jalan raya. Juga suara delman dan motormelintas. Ahh, desa yang tenang dan damai. Tempat yang sangat sempurnauntuk berlibur dan bermalas-malasan. Tapi tidak dengan kebisuan sepertiini. Aku menguap seraya melihat arloji. Sudah 20 menit lebih kami takberkata-kata. Dan Mang Iyus belum juga datang. Isterinya sudah terlihatgelisah sambil terus-terusan memandang jam dinding. "Nggak biasanya MangIyus begini.." suaranya terdengar lirih.Kriing.. Kami berdua terlonjak karena kaget. Telepon sialan, makikudalam hati.("Telepon keparat!")Bi Laha bergegas mengangkatnya. Tampaknya Mang Iyus lagi yang menelepon.Mereka terlibat pembicaraan sejenak."Lo bapak ini gimana sih? Kita kan sudah siap dari tadi.." Terdengarsuara Bi Laha meninggi."Iyaa saya ngerti.. tapi apa segitu mendesaknya sampai bapak mustibatalin janji makan malam dan nginep disana??" O.. Oo.. naga-naganya akubisa menebak kemana arah pembicaraan ini."Apa? Cuma gara-gara ibunya pusing-pusing bapak harus nganter ke dokter?Apa perempuan itu ngga bisa anter sendiri? Dengar Pak, saya juga punyahak sebagai isteri pertama. Hari ini semestinya adalah hak saya. Bilangsama perempuan itu, kalau mau jadi isteri kedua harus berani tanggungkonsekuensi.. kalau bukan harinya, jangan minta-minta antar ke dokter!"Braak! Bi Laha membanting gagang telepon seraya menghempaskan tubuhnyake sofa. Ia menutup muka dengan kedua tangannya.("Suami egois! Tak adil! Aku benar-benar merasa seperti keranjangsampah. Sesak di dadaku semakin menggunung dan menggunung, lalu mendesakkeluar. Air mataku mulai mengalir. Tiba-tiba aku terkesiap. Belum pernahaku membentak-bentak suamiku sebelumnya. Belum pernah aku mengahiripertengkaran dengan bantingan telepon. Belum pernah aku seberani ini.Lalu, bayang-bayang pergumulanku dengan Rafi melintas. Karena itukah akujadi berani?")Aku memberanikan diri melirik ke arah Bi Laha. Perempuan itu tengahduduk sambil menutup muka di sofa. Shit! Kenapa liburanku harus diwarnaihal-hal seperti ini? Kenapa pula aku memilih tempat ini sebagai tempatberliburku? Aku menghela nafas. Ingin rasanya aku mendekati wanita yangtengah bersedih itu dan menghiburnya. Tapi saat itu, aku benar-benar taktau harus berbuat apa.Kriing.. Setan! Sekali lagi ia mengejutkanku, akan kulempar ke tongsampah. Telepon itu berdering berkali-kali namun Bi Laha tak jugaberanjak mengangkatnya."Bibi ingin saya yang mengangkatnya?" Aku menawarkan diri. Bi Lahamengangkat mukanya. Matanya merah dan basah oleh air mata. Ia tersenyumkecil, dan menggeleng. "Ngga usah Fi.. kamu baik sekali.. biar bibi yangangkat.." Kasihan benar bibiku yang cantik ini. Andai aku dapatmenghiburmu. Telepon itu ternyata dari Mang Iyus lagi. Mereka lagi-lagiterlibat pertengkaran soal hak isteri pertama dan kedua. Bi Laha jugatanpa tedeng aling-aling menuduh Mang Iyus telah melalaikan kewajibannyauntuk memenuhi haknya sebagai isteri pertama. Aku membuka pintu depandan duduk di teras agar tidak mendengarkan pertengkaran itu. Tapisia-sia, karena di daerah yang sepi seperti Cilimus, orang bisamendengar suara lebih dari 50 meter. Aku memenuhi paru-paruku denganudara malam yang segar. aahh.. aku tersenyum sendiri mengingatpengalamannya hari ini. Adakah kesempatan seperti itu akan terulang lagi?"Saya nggak peduli. Bapak nggak pulang selama sebulan juga saya nggakpeduli. Sekarang saya akan kunci rumah, dan pergi tidur. Saya ngga mauliat mukamu malam ini!" Braak! Lagi-lagi Bi Laha mengakhiripembicaraannya dengan acara banting telepon. Diam-diam aku kagum padabibiku ini. Sehari-hari ia tampak begitu lincah dan ramah. Bertolakbelakang dengan apa yang baru saja kulihat. Ia bagai seekor singa betinayang mengaum menggetarkan sukma. Aku menghela nafas, lalu masuk kembalidan mengunci pintu. Terlihat Bi Laha masih terduduk di sofa besar dekatmeja telepon. Ia kini bersandar sambil menutupi matanya dengan tangankanan. Tangan kirinya memegang tisu yang sesekali digunakan untukmenghapus air mata yang mengalir deras di pipinya. Dengan hati-hati akududuk di sampingnya. Walau sempat ragu, kujulurkan tanganku memelukpundaknya. "Mau berbagi cerita dengan saya Bi..? Mudah-mudahan bisamengurangi beban Bibi." Bisikku dengan lembut. Tiba-tiba isteri pamankuini menjatuhkan kepalanya ke dadaku dan menangis tersenguk-senguk."Bibi sangat setia pada pamanmu Fi.. bibi banyak berkorban untuknya..tapi kenapa sekarang bibi disia-siakan.." Lalu ia menceritakan bagaimanaia membantu Mang Iyus membangun usahanya. Ia juga bercerita bahwa tanahrumah ini adalah pemberian orang tua Bi Laha. Ia juga bercerita suatuketika Mang Iyus ditipu orang sehingga harus menjual sebagian hartanya.Bi Laha menjual seluruh perhiasannya untuk menolong suaminya itu. Danbegitu banyak cerita lainnya yang menyimpulkan betapa tegarnya perempuanini. Ia pun tetap tegar ketika harus menerima kenyataan untuk dimadu.Kami terdiam beberapa saat. Tangan kananku memeluk pundaknya dan tangankiriku membelai lembut rambutnya. Tangan kanan Bi Laha memeluk leherkusementara kepalanya masih terus bersandar di dadaku.("Pemuda ini sungguh penuh perhatian. Kelembutannya melebihi lelakimanapun yang pernah kukenal. Hanya beberap menit, dan ia sanggupmengurangi kesal di hatiku." Perempuan itu mendongak memandang wajahkeponakannya. "Rafi, sorot matamu sungguh sejuk. Bibi benar-benar merasaaman di dalam pelukanmu." Harum nafas pemuda itu terasa begitu dekatdengan bibirnya. Tiba-tiba Laha merasa sangat sayang padanya. Ia seakantelah mengenal lelaki itu sangat lama.)Tangan kanan Bi Laha membelai pipi kiriku dengan kasih sayang, lalu iamengecup pipi kananku lembut. "Terima kasih Fi.. terimakasih untukmenemani di saat bibi butuh seseorang.." Aku tersenyum. "Saya senangbisa membantu bibi.. Saya sayang pada bibi.." ujarku tulus. Kata-katakuitu membuat bibiku terharu. Kembali ia menyenderkan kepalanya serayamemeluk leherku dengan lebih erat. Aku pun hanyut oleh rasa kasih sayangyang menyelimuti hati kami. Dengan penuh ketulusan aku mencium kening BiLaha lamaa sekali. Lalu kukecup pipinya yang terasa basah oleh airmatanya. Bi Laha mendongakkan kepalanya memandangku dengan senyumansayang. Hidung mancungnya dekat sekali dengan hidungku. Kami berdua bisamenghirup wangi nafas masing-masing. Mata kami saling beradu pandang.Oh, alangkah indahnya matamu bi.. alangkah cantiknya wajahmu.. kalau kaubukan isteri pamanku, aku pasti jatuh cinta padamu. Tak peduli kau 12tahun lebih tua dariku.("Ohh.. Rafi.. bibi benar-benar takluk melihat matamu. Seakan ada magnetyang membuat orang lain tertarik untuk terus memandangi.. Sayang bibilahir terlalu cepat 12 tahun. Kalau tidak, kita pasti sebaya, dan kitapasti cocok satu sama lain dan akulah yang akan memuaskan malam-malamdinginmu dan aku juga yang pasti menjadi perempuan pertama yang menyedotdan menghisap.")Aku menempelkan bibirku di atas bibir Bi Laha. Perempuan itu tanpa ragumenyambut ciuman lembutku. Ciuman ini terasa berbeda dari ciuman-ciumansebelumnya. Ciuman kali ini lebih merupakan pernyataan kasih sayangdibanding sekedar nafsu.("Sayangku, alangkah hangatnya bibirmu. Peluklah aku lebih erat lagi.Leburlah tubuhku dengan ragamu. Malam ini aku bukanlah isteri pamanmu.Malam ini aku adalah kekasihmu. Kali ini, kamu tak perlu lagimemperkosaku. Kamu boleh menggumuli tubuhku sepuasmu. Kamu bolehmemasukkan penismu sepuas-puasnya. Oh, belum lebih dari satu jam, akusudah amat rindu pada penismu itu.")Entah siapa yang memulai tahu-tahu bibir kami sudah saling memagut.Lidah Bi Laha mencoba menerobos masuk ke mulutku. Beberapa kali lidahnyabertumbukan dengan lidahku yang juga berupaya untuk menjelajahi lorongmulutnya. "Emmh.. mmh.." Perempuan itu mengerang ketika lidahku berhasilmelesak masuk mulutnya dan dengan cepat mulai menjelajahilangit-langitnya. Kedua tanganku kini memegang pipinya sehingga akudapat mengontrol pagutan bibir dan lidahku. Lalu Bi Laha mencengkramtangan kiriku dan membimbingnya ke bawah melalui leher, pundak, terus kedadanya yang busung. Aku mulai tak percaya dengan respon isteri pamankuitu. Belum genap satu jam yang lalu, perempuan itu masih meronta-rontamenolak remasan dan rabaanku. Tapi sekarang, bibiku tanpa malu-malumembawa tanganku ke dadanya. Kuselipkan tanganku ke balik kebayanyasehingga terpegang bukit daging yang masih dilapisi oleh beha. Lalu,kuselipkan telapak tanganku ke balik behanya yang elastis itu sehinggadengan mudah kukeluarkan buah dada kanan Bi Laha dari cup behanya."Emmh.." perempuan itu menggelinjang ketika dengan gemas kuremas-remasbuah dada montok berwarna putih itu. Remasanku membuat bentuk dagingkenyal itu berubah-ubah dari bundar ke lonjong, bundar-lonjong,bundar-lonjong. Lalu, jempol dan telunjukku mulai memilin-milin putingberwarna coklat tua itu. "Yang keras Fi.. yang kerass.. Ahh.." Bi Lahamendesah seraya menyodorkan dadanya sehingga telapak tanganku semakindipenuhi oleh gumpalan bukit kenyalnya. Dan tubuhnya semakinmenggelinjang ketika kuciumi jenjang lehernya yang putih mulus bagaipualam. Desahannya nyaris menjadi jeritan ketika puting yang telahberubah menjadi keras dan panjang itu kupijit dan kutarik. "aahh.. gila,tarik lagi Fi.. tarik lagiih.. yang keraass.. euuhh."("Saat ini puting buah dadaku terasa seperti tombol listrik yangmengalirkan gelombang kenikmatan keseluruh tubuh setiap kali dipelintiroleh tangan pemuda ini. Remasan-remasan di daging buah dadakumenunjukkan kombinasi gelora birahi muda dengan luapan kasih sayang.Sesekali kasar menyakitkan, namun lebih sering lembut menghanyutkan.Malam ini, aku merasa seperti orang yang terbebas dari kamar gelap,pengap dan terkunci. Paru-paruku terasa penuh oleh udara sejukkebebasan. Baru kali ini aku merasa kedudukanku diatas suamiku. Perasaanitu timbul karena aku berani mengambil keputusan untuk takmempedulikannya. Kini, aku hanya akan peduli pada diriku sendiri. Danmalam ini, aku hanya akan peduli pada nafsu birahiku.")Bi Laha menghentikan pagutannya di bibirku. Ia menjauhkan tanganku daribuah dadanya, lalu berdiri. Seraya tersenyum dan memandang mataku denganpandangan penuh birahi, perempuan itu membuka kancing kebayanya satu persatu. Lalu ia membuka kebayanya, menggerakkan pundak, dan seketika itujuga kain kebaya pink itu jatuh ke lantai melingkari telapak kakinya.Jantungku makin berdegup kencang melihat tubuh mulus isteri pamanku yangberdiri setengah telanjang di hadapanku. Dengan sigap, tangannya membukastagennya, dan tak sampai satu menit, kain jarik itupun terjatuhmenimbun kakinya yang masih mengenakan sepatu hak tinggi. Maka, tubuhsintal itu kini hanya dibalut beha dan celana dalam saja. Matakutekejap-kejap tak percaya melihat pemandangan di hadapanku. Bi Lahamengenakan beha berbentuk bikini yang hanya menutupi sebagian kecilujung buah dadanya. Tali pundak dan punggungnya tampak tak lebih dariseutas tali kecil. Celana dalamnya yang berwarna putih juga berbentukbikini pantai yang hanya menutupi daerah selangkangan dan pantat yangdihubungkan oleh seutas tali melintasi pinggul kiri dan kanannya. Dibagian selangkangan, gumpalan bulu keriting nampak menerawang di balikcelana dalam tipis dari bahan nilon itu. Wow.. tak pernah kubayangkan dibalik kain kebaya isteri pamanku ini tersembunyi beha dan celana dalamyang desainnya sangat merangsang!!"Kamu suka modelnya Fi?" Bi Laha tersenyum memandang wajahku yangmelongo terpesona. Kedua ibu jarinya mengait pada tali BH di depan dada.Pelan-pelan jempolnya menarik tali itu sehingga penutup buah dadanyabergeser ke atas. "Su.. suka sekali bi.." Aku menahan nafas melihatputing coklatnya sedikit demi sedikit terlihat. Tanganku dengan cepatmembuka T-Shirt ku. Lalu, kuturunkan ritsluiting celana jeans-ku danmeloloskannya melalui kedua kaki. Tubuh atletisku kini hanya dibalutcelana Calvin Klein merah tua. Dan celana itu tak mampu menutupi bolabesarku yang diselimuti bulu-bulu keriting yang lebat. Batang peniskuyang sudah tegak itu tampak menonjol di celana berbahan elastis itu.Mata Bi Laha berkejap-kejap memandangi bongkahan daging diselangkanganku itu. Lalu dengan gerakan cepat, Bi Laha menyentakkan talibehanya sehingga kedua buah melon montok itu melejit keluar dari cup-nyadan bergayut menantang untuk dijamah."Kamu tega membiarkan bibi kedinginan Fi..?" Katanya sambil membuangbehanya ke sofa. Tak tahan dengan godaan perempuan berusia 35 tahun yangsangat mengundang itu, aku meloncat dari dudukku dan menubruk tubuhsintal telanjang yang cuma ditutupi celana dalam tipis itu. Tangankumemeluk erat pinggangnya dan Bi Laha menyambut dengan pelukan yang takkalah erat di leherku. Dadaku terasa sesak digencet oleh kedua buahdadanya yang montok. Lalu sambil berdiri, kami saling memagut,menggigit, dan menjilat dengan buas. Jemari lentik perempuan itumembelai-belai rambut belakangku dan meremas punggungku. Tangankubergerak ke bawah menelusuri punggungnya yang putih bak pualam itusebelum menyelinap masuk ke dalam celana dalam nilonnya. Lalu denganpenuh nafsu kuremas dengan keras kedua buah pantatnya. "Emmhh.." Bi Lahamengerang keras sambil terus menyedot lidahku. Selama beberapa saatpantat bulat Bi Laha habis kuremas-remas membuat perempuan itumenggeliat-geliat keras sehingga buah dadanya menggesek-gesek danmenggencet dadaku.("Oohh gila remasannya.. belum pernah suamiku menggunakan pantatkusebagai obyek seks-nya.. tapi pemuda ini.. aku betul-betul dibuat gila..ingin rasanya aku berteriak-teriak liar dan menggeliat-geliat histerisuntuk menyemburkan bara gelora yang sudah sedemikian lama terpendam.Dan, tanpa sadar aku sudah melakukannya. Aku mulai menggelat-geliatliar! Ooohh nikmatnya menggesek-gesekkan putingku ke dadanya yangbidang. Nikmatnya menggesek-gesekkan selangkanganku ke bongkahan dagingdi selangkangannya. Tunggu! Bongkahan itu! Bongkahan itulah yang saatini amat sangat kurindukan.Laha melepaskan pelukannya dari leher Rafi, lalu menempelkannya di dadabidang pemuda itu.Uuuhh.. Rafi sayang, dadamu begitu kokohnya.. tak heran aku merasabegitu nyaman menyandarkan kepalaku disana. Ayo sayang, sekarangmenggeliatlah.. biar kumainkan putingmu dengan jemariku. Yah,mengeranglah.. kamu keenakan kan? Auw!! Jangan cubit pantatku!")"Nakal!" Bi Laha balas mencubit putingku. Aku meringis. "Habis sayanggak tahan waktu bibi memainkan puting saya.. gelii..""Hmm" Bi Lahatersenyum nakal sambil menurunkan kedua tangannya ke arah perutku. "Gelimana dengan ini Fi?" Dengan cepat perempuan itu memasukkan tangannya kecelana dalamku dan, "Oaahh", dalam sekejap penisku sudah berada dalamgenggamannya.("Pantas saja benda ini nyaris mengoyak vaginaku. Gila, diameternya!Kurasakan jempolku sampai tak bisa bertemu dengan jemariku yang lain!Dan kekenyalannya.. oohh.. sangat menggemaskan. Sangat menggoda untuk..untuk.. dikulum! Oh, haruskah aku menunggu sampai lelaki ini meminta?")
Aku merasakan kecanggungan Bi Laha ketika menggenggam penisku.Seakan-akan tengah menimbang-nimbang "Mau diapakan benda ini?" "Dikocokdong Bi.." bisikku memohon. Seketika itu juga tangan Bi Laha mulaibergerak-gerak di dalam celana dalamku. "Iya bi.. iyaahh.. lebih cepatbi.. lebih cepaat." Tampaknya untuk soal kocok mengocok, Bi Laha lumayanberpengalaman. Ia juga tahu tempat sensitif pria di urat sebelah bawahkepala penis. Seraya mengocok naik-turun, jempolnya mempermainkan uratitu membuat mataku terbeliak dan pinggulku berputar-putar. "Enak bi..aahh.. ennaak.." Lalu tanganku melepaskan remasan di pantatnya, dankusentakkan tali celana dalam nilonnya. Maka terlepaslah penutupterakhir tubuh sintal isteri Mang Iyus itu. Dengan sigap kuletakkan jaritengahku di belahan vagina Bi Laha. Kusibakkan hutan lebat keriting itu,lalu jariku mencari-cari tonjolan kecil di bagian atas vaginanya."aahh..ss.. aahh.. agak keatas Fi.. agak keatas.. iyaah.. Yang ituu.. yangituu.. ouuh.." Kembali tangan kanan Bi Laha memeluk leherku, sementaratangan kirinya semakin cepat mengocok penisku.("Oh Rafii, kocokanmu begitu nikmat di klitorisku. Auhh, dasar anaknakal! Sempat-sempatnya kau sentil daging itu. Ooohh.. bagaimanakocokanku sayang? Enak? Kalau mendengar erangan dan goyangan pinggulmu,aku yakin kamu menyukainya. Dan lagi, tanganku sudah terasa basah olehcairan bening yang keluar dari lubang penismu. Ah, kenapa tiba-tiba akujadi amat menginginkan cairan manimu?")Putaran pinggul Bi Laha semakin liar mengikuti kocokanku padaklitorisnya. Erangan dan desahannya sudah menjadi teriakan-teriakankecil. Ia sudah tak peduli kalau orang lain akan mendengar. Dengan satutangan yang masih bebas, kulepaskan celana dalam CK-ku sehingga Bi Lahasemakin bebas mengocok penisku. "Fi.. kita berdua telanjang bulat Fi..kita berdua, bibi dan keponakan, telanjang bulat di ruang tamu.."Desahnya sambil memejamkan mata dan tersenyum manja. Lalu kuhentikankocokanku, dan kuletakkan ujung jari tengah dan telunjuk di pintuvaginanya. Pelan-pelan kudesakkan kedua jariku ke dalam liang yang sudahteramat basah itu."Eeehh.." Isteri pamanku itu mengerang lalu menggigit pundakku dengangemas, kerika kuputar-putar jemariku seraya mendesakkannya lebihkedalam. Lalu mendadak kuhentikan gerak jemariku itu dan berkata,"Bi.. bibi yakin mau melakukan ini?""Ohh ke.. kenapa kamu tanya itu yang..? ss.." tanyanya dengan pandangansayu seraya mendesis dan menyorong-nyorongkan selangkangannya denganharapan jemariku melesak semakin dalam."Emm, ingat omongan bibi sebelum ini? Bibi bilang ini kesalahan terbesar?""Kamu tahu maksud bibi mengatakan itu?" Aku menggeleng. Perlahan, senyumnakal mengembang di bibir perempuan itu. "Adalah kesalahan besar kalaubibi menolak penismu yang.. aahh.." Kutusukkan kedua jariku sehinggamelesak masuk ke dalam vagina basah itu sehingga pemiliknya menjeritwalau belum habis berkata-kata. Mata Bi Laha membelalak, mulutnyamenganga seakan sedang mengalami keterkejutan yang amat sangat. Rasakan!Senyumku dalam hati. Inilah upah berpura-pura. Bi Laha, Bi laha. Akutahu bibi menginginkan ini sejak perjumpaan pertama. Aku tahupenolakan-penolakanmu itu tak sepenuh hati.("Ouuhh.. ini gilaa.. Ini gilaa..! vaginaku ditusuk oleh jari-jarilelaki! Suatu perbuatan yang selama ini cuma ada di perbincangan ibu-ibuarisan. Itupun diucapkan dengan nada heran bercampur tak percaya. Namunsekarang aku mengalaminya! Dan aku tak merasa heran. Malah merasa biasa.Yang ada cuma kegelian dan kegatalan yang semakin terasa berputar-putardi vaginaku. Ohh, apakah aku akan orgasme? Secepat itukah? Hmh, kalausaja suamiku tahu apa yang kualami hari ini. Ia akan sadar bahwa apayang diberikannya selama 15 tahun itu tak ada apa-apanya!")Pelan-pelan kugerakkan jemariku keluar masuk vagina Bi Laha. Gerakan itusemakin lama semakin cepat. Dan ruangan itu kembali dipenuhi olehjeritan-jeritan Bi Laha yang semakin menggila bercampur dengan kecipakvaginanya yang sudah banjir tak keruan. Sambil terus menusuk-nusukkanjemariku di selangkangannya, pelan-pelan kubaringkan tubuh isteripamanku itu di atas sofa. Bi Laha merebahkan tubuhnya seraya membukaselangkangannya. Tusukan dan putaran jemari di vagina perempuan itusemakin kupercepat. Pinggulnya kini bergerak naik turun seakan tengahmengimbangi tusukan-tusukan penis lelaki. Aku mencium pangkal lenganmulusnya yang membentang ke atas mencengkram pegangan sofa. Lalu bibirkumenelusuri lengan itu ke arah ketiaknya. Sambil mengecup dan sesekalimenggigit, bibirku akhirnya sampai pada ketiaknya yang disuburi olehrambut lebat. Harum ketiaknya membuat penisku semakin berdenyut ditengah kocokan tangan Bi Laha. Lalu bibirku mengecup dan menarik-narikrambut ketiaknya dengan buas, "Haahh.. haahh.. Fii.. gelii.." Perempuanitu mendadak menjerit liar. Ah, rupanya ketiak merupakan salah satu'titik lemah' yang dapat memicu keliaran dan kebinalan birahinya.Kriing.. telepon sialan! Kalau itu pamanku, ia benar-benar laki-lakiyang menyebalkan! Makiku dalam hati.Bi Laha menggeser pinggulnya berusaha meraih gagang telepon. Pinggulnyaterus bergerak-gerak mengisyaratkanku untuk terus mengocok dan menusukvaginanya dengan jariku."Haloo.. Haloo.." Bi Laha sama sekali tak berusaha menyembunyikannafasnya yang tersengal-sengal. Gila, nekat sekali dia. "Haloo.." Iamulai meninggikan suaranya. Setelah beberapa saat tak mendengar jawaban,Bi Laha menggeletakkan begitu saja gagang telepon di atas sofa."Siapa itu bi? Mang Iyus?""Tauk, nggak ada suaranya.." katanya seraya memeluk leherku dan menciumbibirku dengan kekangenan yang luar biasa."Fii.." Desahnya manja, "Bibi mau.., masukin penismu sekarang dong..please.." Wah hebat. Bibiku ini sudah menggunakan terminologi Inggris!Please, katanya."Sabar sebentar ya bii.." ujarku tersenyum sambil mengeluarkan jemarikudari vaginanya. Lalu menggeser tubuh sintal Bi Laha sehingga terdudukbersandar di sofa. Kakinya menggelosor ke lantai dengan sedikitmengangkang."Mau diapain yang..?""Sshh.. nikmatin saja bi.." Aku mulai menciumi dan menyedot kedua buahdada montoknya. Lalu pelan-pelan bibirku mulai menyusuri perutnya yangsemulus marmer itu ke arah selangkangan. Menyadari arah bibirku,perempuan itu mengepitkan kedua pahanya dan menahan kepalaku."Fi.. jangan Fi.. jangan ke situ.. bibi Risih..""Hmm.. kenapa risih bi..? Kan penis dan tangan saya sudah pernah masukke vagina bibi?""Dasar bandel.., bibi risih.. soalnya kalau kamu cium disitu.. kamu akanlihat semuanya.. bibi.. bibi malu.."{{Jantung Nuke nyaris terlompat dari dadanya mendengar percakapan yangbaru saja didengarnya. Ia masih memegang gagang telepon di rumahnya.Baru saja ia memberanikan diri untuk menelepon isteri tua suaminya untukmenjelaskan keadaan yang sebenarnya. Sebagai isteri muda, ia merasa taknikmat menjadi penyebab pertengkaran suaminya dengan perempuan itu.Namun, entah mengapa, ketika isteri pertama suaminya itu menjawabteleponnya dengan nafas tersengal, Nuke merasa keberaniannya hilang. Iajuga merasa ada sesuatu yang luar biasa tengah terjadi pada perempuanitu. Dan Rafi, keponakan suaminya yang sedang berlibur itu, ternyatasudah pernah menyetubuhi Laha. Juga, anak muda itu pernah memasukkanjarinya ke dalam anu-nya Laha! Oh, haruskah ia menceritakan ini padasuaminya? Pantaskah ia menguping perbuatan mereka? Pelan-pelan, Nukekembali mendekatkan gagang telepon itu ke telinganya. "Ngga apa-apa bi..ngga usah malu.. vagina perempuan kan sama dimana-mana?" Terdengar suaralelaki itu berusaha menenangkan Laha. Oh, akankah keponakan suaminya ituberhasil mencium anu bibinya sendiri? Tanpa sadar, Nuke menggigit bibirdengan perasaan tegang."Fii! Please.. ganti kata-kata penis dan vaginaitu! Bibi risih mendengarnya.." Terdengar lelaki itu tertawa. "Oke..gimana kalau penis dan vagina? Sound better?" Lalu terdengar suara orangberciuman. Nuke menelan ludah, dan menyilangkan kedua pahanya. Lama takterdengar suara apa-apa. Oh, apa yang sedang mereka lakukan? Tiba-tibaNuke terperanjat oleh jeritan Laha."Fii.. jangaann.. pleaasee.. bibi maluu.." Terdengar suaranya sepertiorang hendak menangis. "aa Fii, jangan dipaksa dong.. oh.. oohh..oohh.." Lalu yang ada di telinga Nuke adalah rintihan dan erangan Lahapenuh kenikmatan. Gila pemuda itu. Kelihatannya ia berhasil mencium danmenjilat anu-nya Laha. Oh, seperti apakah rasanya? Pasti luar biasa,karena suara perempuan itu tak melawan lagi dan cuma melolong-lolongkeenakan."Ooohh.. Fii.. nikmat bangeet.. Yah.. yah.. iyaahh.. sedot daging yangatas sayang.. yah itu.. itu.. aahh.. sedot terus Fii.. sedot terruuss.."Nuke mulai menggesek-gesekkan kedua pahanya. Ada perasaan geli dan gatalmengalir ke selangkangannya. Tiba-tiba ia terperanjat ketika mendengarsuara Mang Iyus tepat dibelakangnya."Gimana Nuk? Sudah bicara dengan Laha?" Nuke menutupi bulatan tempatbicara pada gagang telepon, takut suara suaminya terdengar oleh pasanganyang tengah asyik masyuk di ujung sana."mm belum, teleponnya masih bicara", katanya berbohong. Tampak suaminyamenghela nafas. Nuke merasa kasihan melihat wajah suaminya itu. Lelakimalang, ia tak tahu isteri pertamanya kini tengah asyik bergumul dengankeponakannya sendiri."Kalau begitu, ayo kita antar ibu ke dokter.""Emm, Kang Iyus saja dehyang nganter. Nuke mau coba telepon teh Laha dulu, nggak enak rasanya."Suaminya hanya mengangkat bahu dan berlalu. Setelah mobil suaminyamelesat keluar, Nuke buru-buru mengganti kebayanya dengan daster, tanpabeha, tanpa celana dalam. Lalu dengan segera meletakkan gagang teleponitu kembali di telinganya.}}Bi Laha mengangkat kedua paha dan menyandarkannya di pundakku. Lidahkudengan rakus menjilat daging merah yang terletak di antara dua bibirvaginanya. Kedua bibir itu sudah terbuka lebar dikuak oleh keduatanganku. Rasa asin dilidahku makin merangsang birahiku. Sesekali akumemasukkan lidahku ke dalam lubang vagina itu dikombinasikan dengansedotan-sedotanku pada vagina Bi Laha. Perempuan itu menghentakkanpinggulnya sambil menjilati bibirnya sendiri. Tangannya menekan kepalakudengan keras di selangkangannya.{{Erangan dan rintihan Laha, membuat selangkangan Nuke semakin dipenuhioleh rasa geli dan gatal. Brengsek. Kenapa aku jadi penasaran denganpermainan mereka? Bagaimana akhirnya? Hmm seperti apakah lelaki bernamaRafi itu?"Ohh Fii.. lidah kamu seperti penis.. nikmat banget keluar-masuk sepertiitu.. bibi rasanya sudah nggak tahan.. tolong masukin penis raksasamusekarang dong Fii.. please.." Penis raksasa? Gila juga isteri tuasuamiku itu, kata Nuke dalam hati. Kok dia nggak malu minta-mintadimasukin seperti itu ya? Sial, aku malah jadi penasaran. Seperti apasih si Rafi itu? Dan, mm, sebesar apa sih penisnya?"Fii.. ayo dong.. bibi hampir keluar nihh.. hentikan sedotanmu sayang..ayoo.." Huh, nafsu perempuan itu ternyata besar juga. Pantas dia taktahan oleh godaan keponakannya sendiri. Apalagi anu-suaminya sedang adamasalah. Oh, tak terasa sudah hampir 6 bulan saat terakhir aku merasakansentuhan Kang Iyus. Tiba-tiba perempuan itu merasa iri pada Laha.Bagaimanapun, isteri tua suaminya itu berani mengambil keputusan! Nukemengakui. Tiba-tiba terdengar suara gemerisik di sambungan telepon itu."Aduh, telepon sialan, ngganggu saja!" Terdengar makian Laha begitujelas di telepon. Oh, rupanya perempuan itu kini terbaring dan kepalanyamenindih gagang telepon yang masih tergeletak di sofa. Nuke berharapcemas semoga telepon itu tidak diputus. Lalu terdengar suara kecupan danerangan. Oh mereka mulai lagi berciuman dengan bernafsu. Syukur merekatetap tak peduli dengan teleponnya. Aku bisa membayangkan seorang pemudatengah merayap di atas tubuh Laha, lalu perempuan itu membukalebar-lebar pahanya, lalu lelaki itu menempelkan penisnya di pintuvagina isteri tua suamiku itu, lalu mendorong pelan-pelan pinggulnya. "Yah Fii.. Yah.. pelan-pelan Fii.. ouhh besarnyaa.." Laha mulaimerintih-rintih. Nuke menggesek-gesekkan pahanya. Berkali-kali iamenelan ludah. Jantungnya berdegup cepat. Oh, lelaki itu mulaimemasukkan penisnya ke dalam vagina Laha! Tangan isteri muda itumenyelip ke dalam selangkangannya. Ada kelembaban yang hangat terasa disana."Uhh.. Fii stop dulu sayang.. ssakiit.. hh.. hh.. hh.." Nuke sempatbergidik mendengar rintihan Laha. Seberapa besar punya-mu Rafi? Oh,kenapa aku jadi tak sabar ingin bertemu dengan pemuda itu? Nuke, jangangila! Kau kan tidak berharap pemuda itu melakukan apa yang diperbuatnyapada Laha kepadamu? Nuke tidak tahu jawabnya. Andaikan ia tahu pun iatak mau menjawabnya. Suara nafas Laha jelas sekali di telepon. Kentarasekali ia tengah menenangkan dirinya menahan sakit dan nikmat karenadimasuki penis keponakannya yang besar itu."Yang.. bibi sudah siap.. ayo.. masukkan semuanya.. yahh.. iyyaahh.."Oh, gila, gila.. penis besar itu pasti sudah masuk semua! Oh, terbayangnikmatnya. Terbayang rasa kesemutan dan pegal itu. Nuke teringat kalapertama kali suaminya merenggut keperawanannya. ss.. Ohh.. Isteri mudaitu mulai menekan-nekan vaginanya dari luar daster. Lalu mulailahterdengar suara kecupan, suara erangan pasangan kasmaran itu yangseirama dengan bunyi sofa berderit-derit." Ahh.. terus Fi.. teruus.. lebih cepat.. Lebih cepaat.." Jerit Laha.Dan suara derit pun terdengar lebih cepat. Oh, bisa kubayangkan pinggullelaki itu naik-turun dengan cepat. Juga bisa kubayangkan suara vaginaLaha berkecipak dihunjam dengan keras oleh benda besar milik keponakansuamiku itu."Yahh.. sedot yang keras Fi.. sedot yang keraas.. gigit puting bibisayang.. gigit puting bibii." Oh, tiba-tiba Nuke mengeluh, bisakah akuseberuntung perempuan itu?}}Leherku terasa hampir patah dipeluk oleh Bi Laha. Ia memintaku untukmenyedot buah dadanya sekuatku, menjilat putingnya secepatku, danmemompakan pinggulku sekerasnya. Tak kalah dengan tangannya, keduakakinya merangkul erat pinggangku. Hentakan pinggulku membuat buah dadaisteri pamanku itu berguncang-guncang keras. Mulutnya yang seksi terusmenganga menghamburkan jeritan-jeritan birahi. Kaki indahnya yang masihmengenakan sepatu hak tinggi hitam itu, kini terangkat di udara seakanmenyambut tusukan-tusukan penisku. Keringat sudah membasahi seluruhtubuh membuat kulit kami terlihat mengkilat dan licin bila digesekkansatu sama lain. Otot tubuh Bi Laha tiba-tiba menegang. Oh, apakah iaakan mencapai puncaknya? Padahal aku belum apa-apa. Aku masih inginlebih lama menikmati pergumulan ini.{{Nafas Nuke mulai memburu. Jantungnya berpacu dengan gesekan tangan diselangkangannya. aah, permainan panas Laha dengan anak muda itubenar-benar membuat vaginaku becek gila-gilaan. Beruntung rumah inikosong, pikir perempuan berusia 20 tahun itu seraya menyingsingkandasternya sehingga vagina polos tak berbulu itu langsung menyentuhbantalan kursi. Sejak remaja ia telah mencukur habis bulu kemaluannya.Terasa lebih bersih, demikian alasannya. Lalu dengan cepatditempelkannya jari tengah pada tonjolan daging di ujung atas bibirvaginanya. Kini, jantung Nuke berpacu dengan kocokan jari diklitorisnya. Ia mendesah, mendesis, seraya memegang gagang telepon itudengan kuping dan pundaknya. Tangannya yang satu tengah membuka kancingdasternya dan menyelinap cepat mencari buah dada berukuran 34 itu. Ohh,nikmatnya sentuhan-sentuhan di buah dada, puting dan vaginaku. Pastilebih nikmat lagi kalau tangan keponakan suamiku itu yang melakukannya.Ahh, ss, pemuda brengsek. Kenapa kau tidak menginap disini?"Fii.. kamu..hh.. sudah mau keluar.. hh.. sayang..?" Suara Laha terdengar serak danterputus-putus. Nuke mempercepat putaran dan pelintiran di klitorisnya.Mulutnya menganga, rintihannya mulai terdengar keras. Tiba-tiba iamerasa seakan-akan vaginanya dipenuhi oleh penis keponakan suaminya itu,yang memompa dengan keras. aahh. "Belum Fii..? Kamu belum mau keluar?Ooohh bibi sudah nggak tahan sayang.. bibi mau keluar.. nggak apa-apa yabibi duluan.." Nuke mempercepat putarannya. Tangan satunya kini memilindan menarik-narik putingnya dengan keras. Ia seakan bisa merasakanpompaan penis pemuda itu pada vagina Laha semakin cepat dan semakincepat.. dinding vaginanya mulai berdenyut cepat, nafasnya semakin cepat.}}
Pinggulku menghentak semakin cepat dan cepat. Tubuh Bi Laha terguncangkesana kemari, dan gelinjangnya tampak sudah tak karuan. Tiba-tibapahanya menjepit keras, dan pinggulnya yang sedari tadi berputar-putarliar itu diangkat tinggi-tinggi dan.., "Oooh.. bibi keluar.. bibikeluaarr.. ngg.." Terdengar suara Bi Laha merengek panjang. Tangannyamenjambak rambutku dan serta mencakar pundakku. Matanya membelalak danmulutnya meringis. Otot wajahnya tegang seperti orang yang tengahmelahirkan. Ketika itu juga penisku terasa hangat disemprot oleh cairanorgasme Bi Laha. Dan dinding vaginanya seperti menyempit meremas-remaspenisku.{{aahh, Rafii.. aahh aku.. aku juga keluaarr.. Nuke menghempaskantubuhnya ke tembok. Gagang teleponnya terjatuh ke lantai.}}Suara apa itu? Seperti keluar dari gagang telepon yang tergeletak disisi kepala Bi Laha yang kini terbaring lemas, seperti orang yangkehilangan tulang-belulang. Ah, mungkin cuma imajinasiku saja. Akumenghentikan aktifitasku, dan menikmati keindahan wajah isteri pamankuyang sedang mengalami orgasmenya. Pipi ranum perempuan itu kini tampakmemerah, buah dadanya mulai naik turun dengan irama teratur. Pelan-pelanwajah cantik itu membuka matanya, lalu dengan lembut ia mencium keningkudan dengan penuh kasih sayang memelukku erat."Terima kasih sayang, terima kasih." Bi Laha memandangku dengan mataberbinar. "Kamu sudah menghilangkan dahaga bibi selama ini.." "Sama-samabi.., bibi juga merupakan perempuan diatas 30 yang tercantik danterseksi yang pernah saya lihat. Ini kali pertama saya tidur denganwanita seusia bibi. Dan.." Aku mencium bibirnya lembut. "Tingkah dantubuh bibi nggak beda dengan perawan." Perempuan itu tergelak, lalumencubit pinggangku. "Dasar perayu, ayo kasih bibi satu menit untukmembersihkan diri, lalu giliran kamu bibi puaskan." Ia mencabut peniskuyang masih tegang dari vaginanya, lalu membimbingku ke kamar mandi."Punyamu itu benar-benar mengerikan lho Fi.." Komentarnya ketikamenyiramkan air dingin di tubuh kami berdua.Air dingin itu mendadak seakan memberi tenaga baru bagi kita berdua.Kesegarannya terasa mengalir dari ujung rambut hingga ujung kaki.Setelah mengeringkan tubuh, perempuan itu menarik tubuhku ke dalampelukannya. Penisku yang sempat layu, kembali menegang menempel di perutmulusnya. "Hmm.." Ia bergumam kagum. "Si besar-mu itu sudah siaprupanya?" Aku mengangguk. "Kamu mau main di mana Fi? Di kamar bibi..?"Aku menggeleng "Ngga bi.., ini kamar Mang Iyus, saya nggak mau, baukamar ini mengingatkan saya kalau bibi isteri paman saya dan itu membuatsaya cemburu.." Bi Laha tersenyum bahagia mendengar kata-kataku itu,mukanya berbinar-binar persis seperti remaja yang sedang kasmaran. Iapun mulai menggesek-gesekkan perutnya ke penisku membuat cairan beningitu keluar lagi membasahi pusar. "Kalau begitu kita main di sofa lagiya..?" Tanpa menunggu jawaban, ia membimbingku menuju sofa. Gagangtelepon itu masih tergeletak di sana. Sambil duduk, aku meraih gagangitu untuk kuletakkan kembali di tempatnya, namun Bi Laha mencegah."Jangan. Biarkan disitu. Bibi ngga mau diganggu oleh telepon daripamanmu. Malam ini, kamulah suami bibi dan seorang isteri yang baik akanmelakukan apa saja untuk menyenangkan suaminya.. ya nggak yang..?"{{Benar firasatku. Mereka akan memulai lagi permainan panasnya! Tapi takkusangka Laha sedemikian marahnya pada suamiku, ehm, suami kami. Sepertikemarahan yang terakumulasi lalu meletus dengan dahsyatnya. Ohkedengarannya mereka sudah mulai. Laha mulai mengerang dan merintih, wahsedang diapakan dia?? Hmh.. betapa beruntungnya kau Laha.. Semoga akusempat mencicipi pemuda itu sebelum pulang ke Bandung!! Nuke melihat jamdi dinding, sudah 20 menit sejak suaminya pergi ke dokter. Ahh,mudah-mudahan antreannya panjang. Lampu di kamar tengah itu padam. Nuketerbaring di atas kasur busa sambil menempelkan gagang telepon erat-eratdi kupingnya. Tubuhnya telanjang bulat.}}Sehabis menggosok-gosokkan jemariku di lipatan vaginanya, dengan gemaskuraih tubuh telanjang isteri pamanku itu dan kududukkan di pangkuankudengan posisi saling berhadapan. Kakinya yang mulus itu mengangkangsehingga bagian bawah penisku menempel tepat di belahan vaginanya.Dadanya yang busung tepat berada di depan mulutku. Dengan segerakubenamkan mulutku di belahan buah dadanya. "Emm.. ", Bi Lahamenggelinjang genit "Kamu suka sekali sama susu Bibi ya..?" Sambil mulaimenyedot putingnya aku mengangguk. Bi Laha mulai bergumam seperti orangterserang demam sambil memeluk leherku. Pantatnya digerakkannya majumundur sehingga vaginanya menggesek-gesek batang penisku. Tak sampai 3menit bergumul, Bi Laha sudah terangsang kembali. Kasihan Bibiku ini.Begitu lamanya ia menahan dahaga sehingga akibatnya, cepat sekaliperempuan itu terangsang. "Ooohh Fii.. bibi ngga tahan.. " Tiba-tibadengan cepat tangannya menangkap penisku, ia mengangkat pantatnyasedikit lalu menyelipkan kepala penisku di bibir vaginanya. Pelan-pelan,ia menurunkan pantatnya sehingga batang besar itu melesak ke dalamvaginanya yang, my god, sudah basah itu. "Aah.. ss.. aahh.." Bi Lahamulai mendesis-desis merasakan kenikmatan di dinding vaginanya. Hmm,agak terlalu cepat prosesnya, pikirku. Lalu kuhentikan gerak pantatperempuan itu sehingga penis yang baru masuk seperempatnya itu tertahandi dalam. "Ohh.. kok ditahan 'yang..?" Bi Laha bertanya dengan nadakecewa. "Nggak, saya ingin cara lain bi.. bibi ngga keberatan kan..?".Tiba-tiba perempuan itu tersenyum malu dan melepaskan penisku darijepitan vaginanya. Ia lalu merebahkan tubuhnya di atas tubuhku sambilmemelukku mesra. "Maaf 'yang, bibi lupa sasma kamu. Bibi memang egois.Bibi cuma memikirkan bagaimana untuk secepatnya orgasme lagi.. Maklum,anak perawan.." Kami berdua tergelak. Bi Laha, Bi Laha.. sayang kauisteri orang."Oke, kamu mau bibi ngapain supaya puas..""Coba bibi berlutut di depan saya.." Bi Laha tersenyum dan berlututtepat diantara dua pahaku. Penisku kini tepat berada di dadanya yangmontok."Terus.. ngapain..?" Katanya polos."Tutup mata bibi dan buka mulut.. saya ingin mencium bibir bibi sambilberlutut..""Uuuhh.. macem-macem.. " Ujarnya manja, sambil menutup mata dan membukamulutnya."Mulutnya kurang lebar bi.. saya ingin menjilat lidah bibi.."{{Apa yang kau inginkan Rafi..? Jangan-jangan ia ingin agar Lahamemasukkan..}}"mm! mm!" Bi Laha menjerit-jerit kaget ketika kumasukkanpenisku ke dalam mulutnya. Ia terbelalak melihat batang besar itubergerak keluar masuk rongga mulutnya. Tampak ia agak jijik dan risihsehingga beberapa kali tampak hendak meludahkan penis itu keluar. Namun,tanganku dengan kokoh menahan kepalanya untuk memaksa mencicipinya."Maaf bi, saya paling suka kalau penis saya dikulum. Saya takut kalauminta, bibi malah nggak mau. Nah, terpaksa saya agak maksa. Tapi rasanyanikmat kan?""Mmm..!" Bi Laha menggumam keras sambil memperlihatkan ekspresiberpura-pura marah. Tapi, ia mulai menggerakkan kepalanya naik-turuntanpa paksaan. Nafasnya juga ikut memburu. Rupanya dengan mengulumpenisku ia semakin terangsang birahinya."Yaahh.. begitu Bi.. tapi giginya jangan kena batang saya dong Bi..sakiit.. Naahh begitu.. aouhh.. aahh.."{{Nuke memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut, lalu mengulumnya. OhRafii, kau benar laki-laki penuh fantasi. Benar dugaanku, kau memangmenginginkan penismu dikulum dan dihisap. Oooh nasib, kenapa Bi Lahaselalu yang ditakdirkan untuk mendapat sesuatu pertama kali? Perempuanitu kemudian meremas buah dadanya dengan keras. Telunjuknya serasaberubah menjadi penis besar milik keponakan suaminya itu, walaupun iatak pernah melihat bentuk aslinya. Tiba-tiba ia merasa batinnya seakanmengucapkan sumpah, "Aku harus mendapatkan pemuda itu, apapun resikonya!"}}"Bii.. sekarang sambil masuk keluar, lidah bibi digoyang dong.. supayakena urat sebelah bawah yang deket kepala.. yaahh.. yaah.. gituu..addouwww.. Bii.. ennakk.. aahh.." Aku mulai menggelinjang-gelinjang.Tubuhku kini bersandar dengan santai di sofa dan hanya pinggulku yangbergoyang-goyang mengikuti irama keluar-masuk mulut isteri pamanku itu.Bi Laha memang orang yang cepat belajar. Terbukti tanpa petunjuk, iamulai mengembangkan sendiri teknik-teknik oral seks. Seperti yang sedangia lakukan saat ini, Bi Laha tengah menyedot sambil sesekali menggigiturat sensitif di bawah kepala penisku. Lalu, ia juga mengecup danmencubit-cubit dengan bibirku batang penisku dari arah kepala sampaikedua bola di pangkalnya. Dan yang gila, ia kini bisa mengkombinasikanantara kuluman dan kocokan tangan. Penisku digenggamnya di bagian ataslalu diturunkannya ke pangkal batang. Ketika bagian kepala peniskukeluar dari ujung genggamannya, mulutnya langsung menyambut untukdikulum. Demikian seterusnya. Aku hanya bisa berkata "Bii.. bibii..ennaakk.. aahh.." seraya membelai-belai punggungnya yang putih mulusitu. Kadang-kadang belaianku itu mendekati belahan pantatnya, yangsesekali kuremas gemas.{{Hebat kau Laha, aku iri padamu. Kau bisa membuat pemuda itu mengerangkeenakan dengan sedotan dan hisapanmu. Itu berarti, kau ahli memuaskanlelaki.}}Aku mencabut penisku dari mulutnya lalu mengecup bibirnya mesra. "Terimakasih Bi.., Bibi memang baik sekali.." "Tapi, kamu kan belum keluar'yang..?" "Hehe.. nanti juga keluar sendiri.. bi.. pinjam susunyadong.." Aku meletakkan penis besarku di belahan buah dada bibiku yangmontok itu. Seakan sudah berpengalaman, perempuan itu menjepit peniskudengan buah dada kiri kanannya, lalu pelan-pelan mulai bergerak naikturun. "Oaah.. Oaahh.. Bii.. Bibii jepitan susunya nikmat bangeett..penis saya rasanya diremes-remes.. aahh..".{{Nuke mengangkat kedua pahanya sehingga dengkulnya nyaris menyentuhbuah dadanya, lalu ia memasukkan jari tengahnya ke dalam liangvaginanya. aahh, aku tak tahan lagi mendengar permainan mereka. Akuingin cepat-cepat orgasme lagi. Dan perempuan itu mulai memutar-mutarkanjarinya di liang lembab itu. Rafi, Laha, kalian memang gila. Belumpernah aku mendengar kisah persetubuhan sepanas kalian. Apalagi yangsedang kalian lakukan sekarang. Menjepit penis dengan kedua buah dada?Lalu, si lelaki menggerakkan penisnya maju mundur? Ohh benar-benarsensasional! Tiba-tiba didengarnya suara pemuda itu berkata, "Bii.. sayangga tahan lagi.. bibi benar-benar merangsang birahi saya.. Cobasekarang bibi berdiri menungging. Pegang dudukan sofa ini..""Begini Fi..?""Yak.. betul. Kakinya dibuka agak lebar.. yak. Fuuhh.. Pantat bibi seksisekalii.." Terdengar suara pemuda itu seperti memuja sesuatu. "Kalaubibi goyang seperti ini, kamu suka?" Laha mulai menggoda dengan nadasenang. Tentu saja senang. Siapa yang tak senang dipuji? Tanpa sadarNuke berkata ketus dalam hati."'Yang.. kamu mau masukin dari belakang?""Yak.. ini satu lagi kesukaan saya.. bibi pernah melakukannya?""Boro-boroo.." Nuke tersenyum masam mendengar jawaban Laha. Perempuanitu benar. Kang Iyus adalah lelaki tanpa fantasi. Baginya seks adalahsuatu kewajiban. Bukan alat untuk mencapai kenikmatan. Nuke pun mulaibisa mengerti mengapa isteri tua suaminya itu nekad berselingkuh dengankeponakannya sendiri. Tiba-tiba terdengat suara Laha merintih-rintih."Sakit bi..?" Oh, pemuda itu mulai memasukkan penisnya dari belakang!Ow, pasti nikmat sekali..!}}"Sedikit.. ss.. pelan-pelan ya yang..?" Bi Laha mencengkeram kaindudukan sofa itu seraya menggigit bibir. Rupanya ia merasa sakitmenerima peneterasi dari arah belakang untuk pertama kalinya. Baruseparuh penisku memasuki vaginanya. Aku membelai pantat yang sedangmenungging itu, terus ke arah punggung, lalu ke bawah menyambut buahdadanya yang bergelantungan. Kepalanya menengok kebelakang ingin melihatbagaimana penis besarku memasuki vaginanya."Coba dorong lagi Fi.. sedikit-sedikit ya..?" Aku mengangguk danmendesakkan penisku semakin dalam. "Yaahh.. iyyaahh.. RAFii.. auh..panjang sekali punyamu yang.." Perempuan itu menjerit ketika seluruhpenisku amblas tertanam dalam vaginanya yang becek itu. Lalu mulailahaku menikmati posisi kesukaanku itu. Kuhentakkan keras-keras pinggulkuke pantat Bi Laha. Setiap hentakan menyebabkan pantatnya bergetar danbuah dadanya berayun keras. Setiap hentakan itu juga menyebabkan mulutseksi perempuan berusia 30-an itu menjerit dan meringis. Lalu tempelkanperut dan dadaku di punggung mulusnya. Tangan kananku mulaimeremas-remas kedua buah dadanya serta memilin putingnya, sedang tangankiriku mengocok tonjolan daging di pangkal vagina yang dipenuhi olehbulu-bulu keriting itu. "aahh.. aahh.. nikmat sekali yang.. posisi iniennaakk.." Hampir 5 menit kami bergumul dalam posisi menungging.Tiba-tiba kurasakan desiran itu bergerak cepat dari ujung kepala, turunke dada, melewati perut, dan terus ke selangkangan.. Otot-ototku mulaimenegang."Bii.. bibi.. Saya mau keluar bii..""Ya sayang.. ayo sayang.. bibi juga mau keluar.. bibi juga mauu.."{{Ooohh Rafii, aku jugaa.. Nuke mempercepat tusukan jari tengah divaginanya. Terdengar suara mobil suaminya memasuki halaman. Nuke takpeduli.}}Aku mendekatkan kepalaku ke kepalanya, Bi Laha menengok dan menyambutciumanku dari belakang. Kami saling memagut sambil terus merasakangesekan-gesekan di kelamin kami yang semakin cepat, kocokanku diklitorisnya yang semakin liar, remasanku di buah dadanya yang semakinkeras, ciuman kami yang semakin buas diiringi "mmhh.. mmhh.." yangsemakin keras dan sering. Tiba-tiba otot-otot tubuh kami menegang, lalusemakin menegang, semakin menegang, lalu.."Bibii saya keluaar.. aahh..""Bibi juga sayang, bibi jugaa.. nngg.."{{Tubuh Nuke meregang, lalu ia menusukkan jemarinya dalam-dalam. Dan..aaouuhh.. aku orgasme.. aku orgasmee! Gila! Untuk kedua kalinya!Terdengar suara pintu mobil dibuka. Nuke melompat, menutup telepon,membawa kasur busa dan menghilang ke balik kamar tidurnya.}}Malam itu, atas permintaannya aku menyetubuhi bibiku sekali lagi di atasmeja makan. Untuk membalas hutang tadi siang, begitu alasannya dengannada gurau. Sesudah itu kamipun tidur berpelukan dengan mesra di kamarkusambil bertelanjang bulat. Sebelum tidur kami mengucapkan beberapa katacinta dan berciuman lamaa sekali. *TAMAT*

Minggu, 14 Januari 2007

Tante dan Tiga Anak Kurang Ajar

Aku masih duduk di bangku SLTP saat itu. Di saat aku dengan teman-teman yang lain biasa pulang sekolah bersama-sama. Usiaku masih terbilang hijau, sekitar tiga belas tahun. Aku tidak terlalu tahu banyak tentang wanita saat itu. Di kelas aku tergolong anak yang pendiam walaupun sering juga mataku ini melirik pada keindahan wajah teman-teman wanita dikelasku waktu itu.Hal ini jugalah yang membawa aku bersama 2 temanku Bambang dan Eko kedalam sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi kami saat duduk dibangku SLTP dulu.Semuanya bermula dari kegigihan Bambang terhadap perempuan. Kebiasaannya untuk tak melewatkan barang sedetikpun perhatiannya terhadap keindahan wanita membawa aku, dia dan Eko kesebuah rumah di komplek pemukiman Griya Permai. Komplek perumahan yang biasa kami lewati saat pulang menuju kerumah masing-masing.Mulanya aku dan Eko sedang asyik bercanda,. Secara tiba-tiba Bambang menepuk pundakku dengan keras. Matanya tertuju kesatu rumah dengan tajamnya. Ternyata disana kulihat ada seorang wanita dengan mengenakan rok mini baru saja keluar meninggalkan mobilnya untuk membuka pintu pagar rumah.
“Heh, bang. Kenapa sih elu tiap lihat perempuan mata elu langsung melotot kayak begitu ?” tegurku. “Elu itu buta ya, wan. Elu kagak lihat bagaimana bongsornya bodi tuh wanita ??” balasnya cepat.“Bambang, Bambang.. bisa-bisanya elu nilai perempuan dari jarak jauh begini-ini” sambung Eko “Itu mata.. apa teropong”“Wah, kalau untuk urusan wanita kita nggak pake mata lagi, men. Nih, pake yang disini nih….. dibawah sini” jawab Bambang sambil menunjuk-nunjuk kearah kemaluannya.“Kalau gua udah ngaceng, perempuan diseberang planet juga bisa gua lihat” kata Bambang dengan senyum penuh nafsu.“Jadi sekarang elu lagi ngaceng, nih ?!” tanya gue yang sedari tadi hanya bisa tenggelam dengan pikiran-pikirannya.“So pasti, men. Nih kontol udah kayak radar buat gua. Makanya gua tahu disana ada mangsa” jawab Bambang dengan lagi-lagi menunjuk ke arah kemaluannya.“Gila lu, bang” kataku.“Ha-alah, enggak usak munafik deh mam, elu juga ngaceng kan, waktu melihat roknya si Dina kebuka di kelas. Gua kan tau… elu juga kan gong ?” balas Bambang cepat.“yah, itu kan kebetulan. Bukannya dicari, ya kan mam ?” tanya Eko kepadaku.Aku sendiri hanya bisa tersipu malu mendengarnya. Didalam hati aku memang mengakui“Sekarang begini aja” ujar Bambang kemudian “Elu pada berani taruhan berapa, kalau gua bisa masuk kerumah tuh wanita ?”“Elu itu udah gila kali ya, bang. Elu mau masuk kerumah itu perempuan ??” jawabku cepat.“Udah deh.. berapa ? Goceng ??”tantangnya kepada kami. Sejenak aku, dan Eko hanyut dalam kebingungan. Teman kami yang satu ini memang sedikit nekat untuk urursan wanita.“Goceng ??”potong Eko cepat “Wah gua udah bisa beli mie bakso tuh”“Ha-alah, bilang aja kalau elu takut jatuh miskin. Iya kan, ko ?” balas Bambang dengan sedikit menekan.
“Siapa bilang, kalau perlu, ceban juga hayo” jawab Eko tak mau kalah.“Oke, oke.. heh, heh, heh. Sekarang tinggal elu nih, wan. Kalau melihat tampang elu sih, kayaknya gua ragu”“Heit tunggu dulu” ujar gue. Gue langsung cepat-cepat merogoh kantong celananya. Selembar uang kertas lima ribuan langsung dikibas-kibaskan didepan kedua mata Bambang.“Gua langsung buktikan aja sama elu.. nih”“Oke. Sekarang elu pada buka tuh mata lebar-lebar” kata Bambang kemudianBambang langsung berjalan menuju kerumah yang dimaksud. Tampak disana sang pemilik rumah telah memasukkan mobilnya. Saat ia hendak menutup pagar, aku lihat Bambang berlari kecil menghampirinya. Disana kulihat mereka sepertinya sedang berbicara dengan penuh keakraban. Aneh memang temanku ini. Baru saja bertemu muka dia sudah bisa membuat wanita itu berbicara ramah dengannya, penuh senyum dan tawa.Dan yang lebih aneh lagi kemudian, beberapa saat setelah itu Bambang melambaikan tangannya kearah kami bertiga. Dia mengajak kami untuk segera datang mendekatinya. Setelah beberapa langkah aku berjalan, kulihat Bambang bahkan telah masuk ke pekarangan rumah menuju ke pintu depan rumah dimana wanita itu berjalan didepannya. Bambang memang memenangkan taruhannya hari itu. Di dalam rumah kami duduk dengan gelisah, khususnya aku. Bagaimana mungkin teman kami yang gila perempuan ini bisa dengan mudah menaklukkan wanita yang setidaknya dua puluh tahun lebih tua usianya dari usia kami. Sesaat setelah Bambang selesai dengan uang-uang kami ditangannya, akupun menanyakan hal tersebut.
“Gila lu, bang. Elu kasih sihir apa tuh wanita, sampai bisa jinak kayak merpati gitu ??” tanyaku penasaran.“Heh, heh, heh.. kayaknya gua harus buka rahasianya nih sama elu-elu pada” jawabnya.“Jelas dong, bang. Goceng itu sudah cukup buat gua ngebo’at. Elu kan tahu itu” tambah Eko lagi.“Begini. Kuncinya itu karena elu-elu semua pada blo’on” jelas Bambang serius.“Apa maksudnya tuh !” tanya gue cepat.“Iya, elu-elu pada blo’on semua karena elu-elu kagak tahu kalau perempuan itu sebenarnya tante gua.. tante Ayu, dia istrinya om harso, adik mama gue” tambahnya lagi.“Wah, sialan kita sudah dikadalin nih sama… playboy cap kampak” kata Eko.“Itu kagak sah, bang. Itu berarti penipuan”sambung gue.“Itu bukan penipuan. Kalau elu tanya apa gua kenal kagak sama tuh perempuan, lalu gua jawab enggak.. itu baru penipuan” jelas Bambang.Untung aja pertengkaran diantara gue dan teman-teman saat itu nggak lama karena tidak lama tante ayu yang ternyata tante si Bambang itu datang dengan membawa minuman segar buat kami.
“Ada apa kok ribut-ribut. Kelamaan ya minumannya ?” tanya tante Ayu. Suaranya terdengar renyah ditelinga kami dan senyumannya yang lepas membuat kami berempat langsung terhenyak dengan kedatangannya yang tiba-tiba.“Ah, nggak apa-apa tante” jawab Eko.Bambang yang duduk disebelahnya terlihat serius dengan pikirannya sendiri. Baju t-shirt yang dikenakan tante Ayu memiliki belahan dada yang rendah sehingga disaat beliau membungkuk menyajikan gelas kepada kami satu-persatu, Bambang terlihat melongok-longokkan kepalanya untuk dapat melihat isi yang tersembunyi dibalik pakaian beliau saat itu. Aku sendiri bisa menyaksikannya, kedua payudara beliau yang besar, penuh berisi. Menggelantung dan bergoncangan berulangkali disetiap ia menggerakkan badannya.“Ini tante buatkan sirup jeruk dingin untuk kalian, supaya segaran” jelas tante Ayu ”Hari ini panasnya, sih”Saat tante Ayu selesai dengan gelas-gelasnya, iapun kembali berdiri tegak. Keringat yang mengucur deras dari kedua dahinya memanggil untuk diseka, maka beliaupun menyekanya. Tangan beliau terangkat tinggi, tanpa sengaja, ketiak yang putih, padat berisi terlihat oleh kami. Beberapa helai bulunya yang halus begitu menarik terlihat. Jantungku terasa mulai cepat berdetak. Karena saat itu juga aku tersadarkan kalau dibalik pakaian yang dikenakan tante Ayu telah basah oleh keringat. Lebih memikat perhatian kami lagi, disaat kami tahu bahwa tante Ayu tidak mengenakan BH saat itu.
Kedua buah puting susunya terlihat besar menggoda. Mungkin karena basah keringatnya atau tiupan angin disiang hari yang panas, membuat keduanya terlihat begitu jelas dimataku. Aku sendiri tidak ambil pusing dengan lingkungan disekitarku karena tongkat kemaluanku telah berdiri keras tanpa bosan. Rasanya aku ingin sekali melakukan onani bahkan, kalau mungkin, mengulum kedua puting susu beliau yang menantang dengan berani.“Tante habis mengantar om kalian ke bandara hari ini. Jadi tante belum sempat beres-beres ngurus rumah, apa kabar mama papa kamu bang?” katanya lagi.“eh oh, baik2 aja tante, tante kapan dong main ke rumah lagi” Bambang tampak grogi.“duh tante lagi sibuk2nya ngurusin bayi, dulu juga tante ngurusin kamu, skr kamu udah ABG gini” tante ayu mencubit pipi Bambang. Bambang tersipu.Ditengah pesona buah dada yang menggoda nafsu birahi kami semua, perhatian terpecah oleh tangisan suara bayi. Aku baru tahu kemudian, bahwa itu adalah anak tante Ayu dan om harso yang bungsu. Anak mereka baru dua dan yang sulung sudah kelas 6 SD. Jadi agak jauh bedanya dengan yang ke dua. Beliaupun terpanggil untuk menemuinya dengan segera.“Kalian minum dulu, ya. Tante kebelakang dulu.. oh, iya Bambang. Tadi mama kamu tlp, nanti kamu jangan lupa tlp rumah ya bilang kalo kamu di sini”
“Iya tante.” kata Bambang.Hanya selang beberapa menit kemudian, tante Ayu sudah menemui kami kembali di ruang tamu. Namun satu hal yang membuat kami terkejut kegirangan menyambut kedatangannya dikarenakan beliau terlihat asyik menyusui bayinya saat itu. Bayi yang lucu tetapi buah dada yang menjulur keluar lebih menyilaukan pandangan jiwa muda kami berempat. Beliau sudah memakai BH namun satu cup nya di buka untuk menyusui bayinya.Tante Ayu terlihat tidak acuh dengan mata-mata liar yang menatapi buah dada segar dimulut bayinya yang mungil. Ia bahkan terlihat sibuk mengatur posisi agar terasa nyaman duduk diantara Bambang dan Eko saat itu.“Bagaiman sirup jeruknya, sudah diminum ?” tanya tante Ayu cepat.“Sudah , tante” jawab Bambang pendek. Matanya menatap tajam kearah samping dimana payudara tante Ayu yang besar dan montok terlihat tegas dimatanya.“Ini namanya Bobby... Usianya baru sembilan bulan” jelas tante Ayu lagi sambil menatap anak bayinya yang imut itu.“Wah, masih kecil banget dong tante” balas Bambang.“Iya, makanya baru boleh dikasih susu aja”“ASI ya, tante ?” tanya Bambang polos.“Oh, iya. Harus ASI, nggak boleh yang lain” jelas beliau dengan serius.“Kalau orang bilang susu yang terbaik itu ASI, tante ?”“Betul, Bambang. Dibandingkan dengan susu sapi misalnya. Ya, susu ibu itu jauh lebih bergizi.. heh, heh, heh” tambah tante Ayu penuh yakin.“Mamaku juga suka bikinkan saya susu setiap pagi, tante” kata Bambang menjelaskan.“Oh, iya… bagus itu”
Tante Ayu diam sejenak. Beliau memperhatikan bayinya yang sudah mulai terlihat tidur. Namun Bambang terlihat mulai berharap sesuatu yang lain dari payudara beliau yang besar menggoda.“Tapi susu yang saya minum setiap hari.. ya, susu sapi tante” sambung Bambang lagi penasaran. Sementara tante Ayu masih terlihat sibuk dengan bayinya . Namun beberapa saat setelah itu beliau mengatakan sesuatu yang mengejutkan kami.“Susu ibu tetap lebih bagus. Bahkan di India ada yang bisa menyusui anaknya hingga berusia sepuluh tahun”“Wah, asyik juga tuh” sela Eko cepat.Tante Ayu hanya tersenyum simpul.Bambang terus menyerocos tentang keinginannya sesekali mencoba ASI. Kami hanya tegang mendengarkan ocehan Bambang, takut sekali tante Ayu marah mendengarkan ocehan anak 13 tahun yang mulai terasa kurang ajar itu. Kami takut Om Har tiba-tiba pulang dan tante mengadu kemudian kami semua dihajar suami tante Ayu yang terkenal galak itu.Tiba2 entah mendapat ide gila dari mana Eko yang sedari tadi hanya duduk diam mendengarkan nyeletuk dengan seenakknya.“Coba ya kita bisa cicipin asi tante, duh pasti asyik ya?”Kami semua, apalagi Bambang terkejut setengah mati. Tentunya dia lebih kaget karena itu adalah tantenya sendiri. Jantungku terasa berhenti berdetak saking kagetnya. Rasanya ingin lari saja dari ruangan itu karena malu dan takut dimarahi. Ternyata Tante Ayu tidak marah.
“yah kalo kalian mau, di dapur ada tuh ASI tante yang di peras dan masukan dalam botol.Kami semua berpandangan.“maksud kami langsung minum dari sumbernya tante’ kata Eko malu2. Tante Ayu melotot, Kami sudah siap dia meledak mengomeli kekurangajaran Eko. Tapi ternyata tidak. Ia malah tertawa cekikikan, dadanya berguncang2.“aduhhh kalian ini nakal sekali ya. Kalo langsung berarti kalian liat buah dada tante dong. Kalo kalian masih 7-8 th tante pasti berani kasih kalian kesempatan begitu. Tapi kalian susah besaar, sudah ABG, 13 tahun kan kamu Bambang dan Eko? Irwan kamu malah udah 14 tahun kan?“Emang kenapa kalo udah 14 tante?” aku memberanikan diri bertanya. Tante menggosok2 rambutku dengan lembut.“Kalo sudah besar sudah ada nafsunya Irwan sayang. Masa mau liat buahdada wanita dewasa? terlalu besar resikonya memberikan payudara tante untuk kalian hisap,”Mendengar tante menyebut kata “buahdada” saja sudah membuat darahku berdesir, aku yakin begitu juga dengan teman2ku. Namun setelah kami semua membujuk tante, serta berusaha meyakinkan tante bahwa kami tidak akan berbuat lebih dari mencicipi asi tante, beliau luluh juga. Apalagi setelah melihat mata Eko yang tampak sangat ‘ngenes’ menginginkan pengalaman baru yang bagi kami saat itu sudah sangat luar biasa.
“Ya udah, tante mau deh. Tapi janji ya, kalian udah selesai sebelum oom kalian pulang”“iya iya tante”
“Bambang, kalo papa mama kamu tau kamu nakal gini sama tante, bisa dicabut uang jajan kamu. Apalagi kalo tante bilang om harso, bisa dihajar kamu abis2an”“ya jangan ngadu dong tante’ Bambang ketakutan.“Dan janji ya kalian. hanya minum asi saja, tante nggak pengen kalian macem-macem sama tante. Kalian kan bakalan liat payudara tante. Biar gimanapun kalian kan udah jadi laki-laki kecil dan bertiga pula, takut juga tante sendirian cewek di tengah 3 laki2 di rumah kosong gini pula. Kl tiba2 tiba kalian lepas kontrol gimana?“Nggak kok, tante, kami janji” sambil berkata begitu mata kami bertiga tidak lepas dari dada tante Ayu sambil meneguk ludah berkali2. Tentunya kami akan berkata apapun agar mimpi km terpenuhi saat itu. Kami tidak sabar menanti pemandangan indah itu sebentar lagi. Tante sepertinya menyadari hal itu dan tersenyum2 sendiri melihat kami tingkah bertiga. Tante meminta ijin untuk menaruh si bayi sejenak di boxnya. Kami duduk rapi berjejer di sofa. Tak lama tante muncul lagi dan berdiri di depan kami. Kami duduk manis dengan tegang. Tante hanya senyum2.“Siap? Godanya.“Ssss sssi ssiap tante” kata kami hampir serentak. Tante menyunggingkan senyum sekali lagi, maniss sekali.
Pemandangan yang ditunggu2 pun datanglah sudah. Tante meloloskan bagian atas dasternya yg sdh dlm posisi terbuka kancing atasnya secara perlahan. Kini bagian atas tubuh mulus itu hanya tertutup BH saja. Bagian bawah masih tertutup daster yang tersangkut di pinggangnya. Seksi abisss!! Jantung kami bertiga seperti ensemble perkusi saja berdetak kencang sekali, untung saja tante tidak mendengar. Kemudian tangannya meraih ke belakang punggunnya, meraih hook BH dan melepaskannya. Mata kami mengikuti setiap milisecond gerakan tante membuka bh tersebut dan memperlihatkan kulit dadanya yg putih mulus. Seperti kartu yang dipirit, dada kirinya tersingkap. Kini payudara kirinya benar2 bulat2 terpampang di hadapan kami tanpa terhalang kepala bayi lagi. Mula2 tante hanya membuka salah satu cupnya saja. Tapi kami protes.“Dua2nya aja tante”.“Ih, buat apa, hayoo mulai nakal ya, kalian sebenernya cm mau liat buahdada tante aja ya? Dasar ABG genit” kerling tante Ayu manja.“nggak kok tante, cuman kan kita bertiga, nanti gak cukup cuman satu payudara untuk kami”“Ampun kamu pinter banget berdebat sih, iya deh tp janji ya jgn liar ngeliat tante telanjang dada yaa” sambil berkata demikian tante menuruti kemauan kami dengan membuka cup yang satunya lagi.“nihh, puas?” goda tante ayu sambil mengerling menggoda ke arah kami.
Barulah terpampang di depan kami lengkap sepasang payudara yang super indah. Sungguh tidak ada celanya. Dengan puting yg merah muda, padhal usia tante sudah hampir 35 th tp mungkin karena kulitnya yang sangat putih dan perawatan yang baik sehingga payudaranya masih terliat sangat mengkal dan kencang, dg puting yg imut warna muda dan posisi mengacung ke atas. Tentu saja kami bengong, bungkam seribu bahasa sambil bengong menatap benda terindah yang pernah kami liat saat itu. Tante Ayu tersenyum meliat kegenitan bocah2 itu.“gimana?masih montok kan? Kalian suka gk?” serentak kami menjawab: “suka suka tante”“Puas2in deh liat, tante ngerti kok anak2 sebaya kalian kayak apa. Tp jangan lama-lama ya, tante nggak punya banyak waktu, oom kalian bentar lagi pulang lho, katanya kan mau minum susu, bukan liatin dada istri orang” tegur beliau mengingatkan. Dia duduk di sofa, kami saling berpandangan siapa yang duluan mulai. Akhirnya Ekopun memulai duluan. Ia duduk di samping tante, mula2 ia memegang tante tante dan dipinggirkannya agar tidak menghalangi tubuhnya yang duduk merapat wanita cantik itu. Dengan gemetar dia mendekatkan mulutnya ke puting yang sangat menggoda tersebut. Tante tampak sedikit grogi. Dan akhirnya sampailah mulut Eko di surga dunia tersebut. Kedua bibirnya mengatup dan mengunci putting kiri tante. Dia langsung tergegas menghisapnya. Tante Ayu melenguh perlahan. Maklum, kali ini ‘bayi’ yang menyusu padanya adalah remaja tanggung dengan gigi yang lengkap! Tangan tante memegang kepala eko. Ia menggigit bibir bawahnya dan matanya mendelik ke atas. Pasti karena perasaan aneh yang melandanya saat itu.
Sungguh pemandangan yang menegangkan. Seorang wanita dewasa yang sangat cantik dan sintal menurut kami, sudah menikah, membiarkan mulut seorang anak tanggung hinggap di payudaranya yang putih mengkal. Susu keliatan mengalir deras ke dalam mulut Eko. Keliatan dari mulut teman kami itu yang menggembung penuh oleh cairan. Dengan nekad Eko melanjutkan dengan meremas buah dada beliau serta mulai berani memainkan puting susunya dengan beberapa gerakan memelintir“Pentil yg satunya nggak usah dipencet-pencet lagi. Udah keluar kok. Kamu coba langsung menghisapnya kayak anak tante ini” jelas beliau lagi. Setelah berapa lama, Eko pun tampak puas. Ia menarik mulutnya dari putting tante ayu yang keliatan mulai memerah sambil menyeka mulutnya. Sesekali ia melepas kenyotannya dan memainkan putting tante dengan sapuan melingkar lidahnya mengelilingi putting itu. Tante protes.“Okhh Eko, apa2an sih kamu, jangan gitu, jangan dijilat2 doong” Eko menurut namun sesekali ia mencuri2 lagi kesempatan. Akhirnya tante keliatan rada kesal dan mendorong Eko menjauh.“udah ah, cukup ah kamu, genit banget sih, jelek” dengan wajah dicemberut2kan, Eko menarik diri sambil nyengir.
Kini giliran Bambang. Awalnya dia juga tampak grogi banget, maklum, tante ayu kan istri oomnya sendiri. Dia kebingungan mengambil posisi harus bagaimana mulai menyusu. Aku dan Eko tidak tinggal diam untuk membantu. Tante pun kami baringkan dlm posisi telentang di sofa. Mula2 tante bingung tapi tetap menurut juga. Aku dan Eko meratakan kakinya di sofa, mata kami nanar melihat daster tante yg tipis dan menerawang, memperlihatkan celana dalamnya di balik itu. Ada bayangan hitam di sana, apalgi kalo bukan bulu2 halus kemaluan. Angan2 kami terus melambung tinggi mengharapkan dapat menikmati sesuatu yg lebih dari ASI malam itu. Apalagi kalau bukan ‘sari’ tante, tante Ayu sebagai wanita seutuhnya. Namun tentunya kita tidak bisa berharap angan itu akan menjadi kenyataan, untuk bisa berbuat ini saja kami sudah sangat beruntung.. Bambang merangkak di atas tubuh putih mulus itu. Mulutnya melahap dg rakus payudara kiri tante Ayu smtr tangannya sibuk membelai satunya lg. km melotot meliat kenekadan Bambang. Tante Ayu hanya tersenyum2 simpul sambil membelai kepala Bambang.“ini dia keponakan tante yang paling nakal sama tantenya sendiri. Untung tante baik gak akan ngadu sama mamanya” Bambang merah mukanya.“santai aja ya sayang. Gk usah terlalu bersemangat. Sakit lho. Tante gk ke mana2 kok” ujarnya perlahan.
Sesekali ia merintih dan tubuh moleknya itu menggelinjang. Bambang terus menyedot seakan tidak ingat giliran yang lain. Bunyi berdecap terdengar kencang sekali. Otot payudara tante sampai tertarik ke atas. Terlihat jelas sekali urat2 payudara tante serta pori2nya. Kami sangat terangsang. Bayangkan, seorang keponakan sedang menghisap payudara tantenya sendiri dan tantenya pasrah begitu saja!“jangan yg kiri terus dong Bambang, ini yg kanan juga ya”. Sambil berkata begitu, tante menyorongkan dada kanannya sambil sedikit meremasnya”. Bambang menatapnya nanar. Dg posisi begitu, payudara itu bertambah keliatan sangat merangsang. Ia menjilati putting kanan tante dg perlahan. Kemudian dengan nekadnya ia menjilati seluruh permukaan payudara tante. Kali ini tante tidak marah seperti pada Eko, resmi sudah tante dicumbu Bambang, tidak sekedar menyusu. Kami cemburu pd bambang, membayangkan betapa asyiknya Bambang dapat merasakan kulit payudara yang mulus licin serta masih sangat kenyal itu itu dengan lidahnya. Tante menggelinjang hebat, “ouwww Bambangdd, kok dijilat2 sihhh sayangg. km mau minum susu atau apa sih sayang, nggghhhhhh, ouhhh, ngghhhh, kamu dan eko sama genitnya nihh”“minum susu tante” ujar Bambang tersipu.
“itu namanya mencabuli tante sayang, gak boleh ya, kamu sudah mulai besar tapi belum cukup dewasa untuk berbuat cabul begtu, yah? Awas kmu macem2 tante aduin mama kamu yaa”Bambang nyengir malu. Ia menghentikan aksinya sebentar. Sambil terus menatap nanar puting merah muda tersebut. Kemudian kembali menghisap tanpa jilatan seperti permintaan tante Ayu. Yg tidak bisa dihindarkan adalah penisnya yang membengkak dari balik celananya menyundul2 selang-kangan tante Ayu.Wanita molek itu menyadari hal itu dan mencoba memposisikan dirinya tidak seperti sedang disetubuhi remaja tersebut, tapi Bambang tetap memaksakan sehingga tante Ayu terpojok di pojok atas sofa tanpa bisa berontak lebih lanjut.“Bambang, Bambang, Bambang, stop dulu sayang, stop stoppp” Bambang menyetop aksinya.Tante duduk sambil melotot:“inget gk sama janji kamu tadi?” omelnya. Tapi dia tidak tampak marah betulan, mungkin hanya kesal.Bambang menunduk. “maaf tante, kebawa emosi”. “iya tante ngerti kalian ini masih tinggi2nya libido di usia kalian itu, tante kan sudah kasih kalian kesem-patan untuk sedikit menikmati keindahan tubuh wanita. Tante rela sedikit memperlihatkan tubuh tante untuk kalian krn tante sayang kalian. Untuk memper-lihatkan buahdada tante ke kalian saja, tante sudah terbilang nekad, apalagi tante kan bersuami dan kalian sudah cukup beruntung”. Kami hanya mengangguk-angguk.“kalo tadi penis si Bambang melejit dan nyelonong masuk vagina tante gimana? Masa kamu mau penetrasi tante sendiri? Kamu kebayang gk dosanya sperti apa? kalo kalian gk mau kontrol, tante batalkan saja deh acara minum susu ini,” ambeknya.“jangan-jangan tante, kita janji deh” aku menyela. Yg lain juga mendukung sambil mengangguk-angguk.
Setelah itu Tante Ayu menggilir kami satu persatu untuk disusui olehnya. Giliran terakhir tentunya aku. Namun kembali di rotasi sehingga masing2 kebagian 2 kali menyusu. Anaknya yang masih bayi dibaringkan diatas sofa yang kosong untuk lebih mempermudah beliau menyusui anak angkatnya saat itu. Sisa malam itu kami menghormati peraturan yang tante berikan, kami hanya strict dengan acara menghisap payudara tanpa embel2 kenakalan lain walaupun harapan kami bisa lebih beruntung daripada itu. Tentunya kami tidak mau kehilangan kesempatan emas karena terlalu rakus. Yang jelas ke dua payudara montok yang sehari-hari milik oom harso itu habis2an kami nikmati setiap centinya. Putting yang merah muda dan mungil itu habis2an kami kunyah./ Bongkahan mengkal itu keliatan merah merona dihabisi oleh mulut2 kami yang rakus. Kami selesai sekitar jam 8 malam setelah Oom Harso menelepon dan bilang akan pulang sekitar jam 10.Sambil mengenakan kembali BHnya tante menepuk2 kepala kami satu per satu. “tante senang kalian mengikuti aturan tante. Tante harus tegas walaupun tante tau kalian pasti sangat terangsang bisa melihat isi BH tante, tante yakin kalian sudah membayangkan bisa menyetubuihi tante bukan?”Alangkah malunya kami tante bisa menebak piikiran kami. Kami hanya mengangguk-angguk lemah sambil menundukkan kepala.
“Bukannya tante munafik, terus terang tante agak2 penasaran juga gimana rasanya kalian setubuhi, pemuda2 setampan dan segagah kalian. Tapi tante akan terus merasa bersalah sama oom kalian kalo tante menuruti emosi membiarkan tubuh tante kalian nikmati. Kalau kalian menghormati om harso, tentu kalian menghormati beliau kan? Bayangkan perasaan oom kalo tau istrinya kalian setubuhi bertiga? Coba kalo kelak kalian punya istri kemudian disetubuhi orang lain, anak2 tanggung lagi. Kalo kalian terus menurut begini, tante gk keberatan kalo kalian ingin lagi sekali2 nikmati dada dan susu btante.” Kami tentunya tidak bisa berbuat lain selain mengangguk-angguk.“Ngomong2, kalo kalian ingin lepaskan, buang aja dulu tuh di kamar mandi tante, tapi ingat ya, siram lho. Tante gk mau oom liat genangan sperma di kamar mandinya” sambil berkata begitu tante tersenyum ke arah kami bertiga. Malunya bukan kepalang lagi mendengar tante tahu saja tekanan biologis kami. Kami pun masuk kamar mandi untuk mengluarkan isi ‘peluru’ kami. Namun Bambang belum, ckup lama setelah kami keluar, Bambang akhirnya keluar juga.“tante, aku gk bisa”“lho kenapa? Ya sudah di ruma saja nanti ya sayang’ kata tante.“hmmm, tante boleh nggak aku keluarin di antara dada tante?’ ucapnya malu2.Tante tersenyum. “iya deh liat ke sini.km kbyakan liat bf kayaknya nih....sini”
Bambang memelorotkan celananya. Tante berjongkok di depan keponakannya itu sambil membuka kembali baju atas dan behanya. Terliat lagi sepasang payudara indah itu. Bambang pun mulai mengocok sambil membelai2 payudara tersebut. Suatu pemandangan yang ganjil bagi kami saat itu tapi sangat merangsang. Akhirnya Bambang pun keluar. Spermanya muncrat dengan deras menyirami payudara dan sebagian wajah tantenya tersayang itu. Kami tertegun tidak berkata apapun melihat itu. Tante menyeka sisa2 sperma sambil tersenyum2 simpul. “dasar ABG” kerlingnya lagi.Kamipun beres2 dan pulang setelah itu.Semenjak hari beruntung itu, pada setiap hari-hari tertentu dalam seminggu kami pasti berkunjung kerumah tante Ayu tentunya jika oom harso tidak ada. Tante Ayu senantiasa menyambut kami dengan ramah dan penuh perhatian. Beliau tidak pernah mengecewakan kami. Menyusui kami dengan sabar satu persatu. Tidak pernah sejenakpun kami merasa bosan dengan buahdada dan putingnya yang selalu mengacung tegang tiap kali kami mainkan.
Setelah waktu berlalu, tante mulai memperlunak sikapnya. Beliau tidak lagi marah bila kami menekan-nekan pistol kami di selangkangannya. Hisapan kami pun tambah bervariasi. Bambang suka menjilati sekitar putting, aku suka menggesekkan bibirku ke seluruh permukaan payudara beliau yang sangat halus tersebut, dan Eko senang sekali membenamkan wajahnya ke antara ke dua gunung kembar tersebut. Tangan kami pun makin hari makin liar, dan tante seperti nya sudah capek menjaga tangan kami sehingga akhir2nya beliau pasrah saja dengan kenekadan dan kejahilan tangan2 kami dalam menjamah bagian2 sensitif tubuhnya. Dimulai dg Bambang. Akhirnya km semua pernah merasakan mengobel vagina wanita bersuami itu. Akhirnya kami semua bisa merasakan anatomi vagina tante ayu mulai dari labia, klitoris, sampai masuk-masuk ke dalam ke rahim, alangkah indahnya. Suara menjerit dan merintih tante setiap kali jari kami menyelip masuk diantara kedua paha mulusnya terdengar sangat merdu dan menggoda. Namun semua itu kami lakukan tanpa sekalipun dibolehkan meliat langsung ke arah vagina teresbut. Kegiatan ini terus rutin kami lakukan sampai kami lulus SMP.
Sampai selama itu, senakal2nya kami, kami tetap menjaga kehormatan tante Ayu dan tidak mencoba2 mengusik daerah terlarangnya walaupun keinginan kami untuk melakukannya sudah memuncak sampai ujung kepala.Adalah Bambang yang mula2 mencetuskan keinginannya melihat kemaluan Tante Ayu. Semula kami kita tante akan marah tapi ternyata tante menanggapi permintaan kurang ajar Bambang itu dg tertawa geli.“ya ampunn, buat apa sih Bambang? Kalian kan dah puas korek2 itu?”“kepingin aja tante, aku belum pernah liat soalnya hehehe..”“terus kalo dah liat mau ngapain?”“ya nggak ngapa2in, mau liat ajaa” kami tegang sekali mendengar pembicaraan tersebut. Kami takut sekali tante marah dan mengadukan kami kepada Oom harso.Akhirnya terjadi juga. Sambil tersenyum2 menggoda, tante melepaskan celana dlmnya dan perlahan2 memperlihatkan kpd km utk pertama kalinya benda yang saat itu kami impi2kan untuk melihatnya. Km hampir berteriak saking senangnya. Namun tentunya kami tidak berani berkata apapun selain menahan nafas. Kemaluan kami yang pasti sudah tidak tertahankan lagi sedang tegang2nya di dalam celana masing2. Tante Ayu tentunya menyadari keadaan ini. Ia tersenyum simpul menyadari reaksi kami sambil mengelus2 sisi2 dari kemaluannya yang tidak tertutup bulu.
“Apa bagusnya sih benda begini aja?” godanya.Kami tidak mendengarkan dan terus saja melotot memandangi sela paha yang sama sekali tidak tertutup itu.“udah ya?” kata tante ayu sambil pura2 hendak menaikkan celananya lagi.“Beluuum’!!” serentak kami berteriak.“udah dong anak2, ini punya oom kalian lhoo. Tante kan malu. Lagian nanti kalo ada yang masuk gimana?” rajuknya.“kita pindah ke kamar aja ya tante” pancingku untung2an. Mulanya tante gak ragu.“ihhh kamu genit yaa, awas yaa, tp tante sih mau aja, tapi awas jangan lupa daratan ya di kamar. Tante mau kalian jaga tante. Tante sudah berikan banyak buat kalian lho’“iya tante’ kami manut2 saja. Tapi tentunya kayalan kami melayang ke mana2.“Tante mau deh pinjamkan tubuh tante. Puaskan imaginasi erotis kalian dg tubuh ini. Satu hal yang tante minta, kalian janji mau jaga kehormatan tante?”“iyaaa tanteeee” serempak kami menjawab. Dengan girang Bambang mengambil inisiatif menggendong tante ke dalam kamar. Di dalam kamar kami melemparkan tante ayu ke ranjang.“auuwwww, ya ampun” pekik tante ayu. “ranjang tante dan oom kalian ini lho, kalian hati2 ya ponakan2ku tersayang. Tante gak mau kalian melewati batas apalagi di ranjang oom kalian dan tante yaaa”.
Sekarang terlihat tante agak kuatir. Maklum suasana malam itu sepi sekali.Kami hanya senyum2 saja. Mata kami nanar meliat pemandangan yang sangat luar biasa kali ini: tante ayu telanjang bulat!! Tubuhnya telentang di atas kasur pasrah dengan kenakalan bocah2 ini. sangat putih lagi montok, mulus dan sangat menantang hasrat kelakian kami. Pahanya tidak lg tertutup memperliatkan gundukan daging tertutup bulu yang seakan menantang kami untuk menerobosnya dengan penis2 liar kami. Jantung km berdegup tidak menentu. Harapan kami bertiga saat itu sama: agar om harso tidak cepat pulang.Kali ini Eko yang duluan naik ke atas ranjang. Terliat tante agak grogi meliat tubuh Eko di atas tubuhnya yg telanjang di ranjang.“aduh Eko, hati2 sayang, Eko, auhhh, hati hatiii…’’ tante agak panik ketika berapa kali kepala penis Eko tergesek diatas bulu2 kemaluannya ketika anak tanggung itu sedang memperbaiki posisinya.
Eko melirik ke arah kita dengan pandangan agak nakal. Kami menangkap sinyal yang dilemparkan eko namun belum berani memutuskan apa2. Maklum. Ini semua terlalu beresiko, kami tidak yakin apakah tante ayu akan tetap sebaik sekarang kalau kami melangkah lebih jauh dari biasanya.Untuk sementara, Eko menuruti kata-kata tante untuk menghindarkan penisnya tergesek ke benda ‘keramat’ itu. Tante pun mulai kembali relax. Ia mulai ‘memperlakukan’ Eko dengan baik. Ia biarkan anak tanggung itu merangkah di atas tubuhnya dan menjilati seluruh permukaan payudaranya. Eko menikmati licinnya kulit payudara tante dengan jilatan2 lembut dan sangat perlahan. Saat menyentuh putting tante, eko tambah memperlambat gerakan lidahnya dan memutari putting tersebut dengan gerakan melingkar2 dengan ujung lidahnya. Sesekali ia menyapu putting tersebut dengan suatu jilatan halus. Terlihat tante ayu meregang. Badannya sesekali melengkung ke atas menggelinjang menikmati jilatan2 eko yang mulai pintar itu. Eko menangkap reaksi baik tante ayu itu dan memindahkan tangan kirinya ke antara paha tante. Mula2 ia membelai2 bulu2 tersebut dengan sangat lembut, kemudian jari tengahnya mulai menyelip. Dan bless, dalam tempo bbrp milisecond kami menyaksikan jari tengahnya menghilang di antara bulu2 halus dan tipis tersebut, menerobos di gundukan daging imut melalui celah2nya. Tante ayu menjerit halus. Namun sempat cekikikan geli. Kami menganga, adegan itu membuat adik2 kecil kami berdiri dengan tegangnya dan tidak seperti biasanya, kami tidak buru2 ingin rekan kami menyelesaikan gilirannya. Kami pun tidak habis pikir mengapa Eko kali itu sangat sabar dan cukup canggih memancing reaksi tante!
Tante keliatan bimbang. Dia mulai berontak namun tiap kali jari Eko meneborobos, matanya mendelik ke atas. Tindakan preventif tante adalah dia menutup pahanya dan membelokkannya ke samping sehingga remaja tanggung itu tidak bisa mengarahkan penisnya di antara selangkangan wanita berusia jauh di atasnya itu. Namun Eko tidak buru2 keliatannya. Dia benamkan berkali2 jarinya, sampai basah sekali.Bambang berkali2 meliat ke luar jendela meliat ke pagar. Jelas dialah yang paling panik dari semua di antara kita, karena yang sedang dikerjain adalah tantenya sendiri. Ruangan ber AC tp kami berempat berkeringat. Apalagi Eko dan Tante Ayu. Mereka terus bergumul di saksikan mata melotot saya dan bambang. Tiba2 bambang menghentikan aksinya, bangkit dan berdiri begitu saja di samping tempat tidur, Penisnya yang sudah sangat bengkak terjuntai begitu saja tepat di samping badan tante Ayu. Tante yang sintal itu ikut heran seperti kami.“sudah eko? Kamu kenyang ya?” kami tahu maksud tante dengan kenyang adalah puas tp tidak enak dia menggunakan kata itu. Tentunya dia heran karena Eko belum ejakulasi. Dan dia pasti maklum, kali ini sasaran kami adalah sampai ejakulasi tidak seperti biasanya. Walaupun untuk mengharapkan ejakulasi di dalam vagina tante ayu masih terlalu muluk bagi kami saat itu.
Eko hanya tersenyum-senyum saja. Dia menelan sisa2 susu tante ayu yang masih ada dalam mulutnya. Tante bangun dari posisi telentang, ia mengambil kain di sisi tempat tidur dan menyeka payudaranya. Kami semua terdiam tidak tahu apa yang harus kami lakukan saat itu. Nafsu binatang sudah memuncak sampai ke ubun2 kami semua. Bahkan Bambang keliatan sudah tidak perduli lagi hubungan darahnya dengan tante ayu. Kami bertiga tertegun memperhatikan tante ayu yang masih telanjang bulat itu selama beberapa menit.Tiba2 Eko memeluk tante ayu. Tante yang tidak curiga tersenyum manis dan memeluk balik anak tanggung itu.“kamu udah ya gilirannya? Sekarang gantian sama Bambang atau Wawan ya?”Eko mengangguk2. Namun tangannya meremas payudara tante sekali lagi. Tante memegang tangan nakal itu dan memindahkannya ke perutnya.“Sudah ya sayang. Cukup ya. Kasian yang lain kepingin juga tuh”. Eko dalam tempo bberapa detik memindahkan balik tangan tante ke penisnya dan memberi tanda ke tante untuk mengocoknya. Lagi2 tante dengan sabar tersenyum dan menuruti. Mungkin dengan demikian ia pikir Eko akan cepat keluar dan menyelesaikan ‘penasaran’nya pada tubuhnya yang bugil total saat itu. Mungkin itu juga dalam rencananya ke pada aku berdua Bambang. Supaya cepat selesai dan kami cepat keluar dari rumahnya. Namun dugaannya meleset jauh. Nafsu yg sudah memuncak Eko memberinya keberanian utk membaringkan Tante Ayu sekali lagi.
Tante yang keliatan masih bertanya2 mula2 menurut. Namun ketika Eko menggunakan tangannya mengangkangkan kedua pahanya. Ia berontak dengan keras!“Eko!! Mau ngapain kamu????” jeritnya tertahan. Karena saat itu, tangan Eko yang satu menekan tangan kiri tante ke tempat tidur dan menggiring penisnya mengarah kepada kemaluan tante yang sudah keliatan basah. Aku dan Bambang bengong tanpa mampu berbuat apa2. Sebagian dari pikiran kami panik takut sekali ini akan jadi peristiwa pemerkosaan dan kami akan terlibat di dalamnya. Sebagian lain dari otak kami, menginginkan Eko membuka peluang itu untuk kami juga. Tak ada seorang pun di antara kami yang sanggup menahan godaan seksuil memandang tubuh yang selama ini hanya ada dalam khayalan kami itu dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun. Tanpa saling bicara kami sadar dalam hati bahwa kesepakatan kali ini hanya satu: menikmati tubuh itu bergantian!
Namun sekuat2nya tante ayu melawan, tenaga eko lebih kuat. Dengan memaksa ujung penis eko mulai menguak celah surgawi milik istri om harso itu. Kami hampir tidak berani meliat. Ketegangan, ketakutan, bercampur dengan harap2 cemas bahwa tante akan menyerah saja dan setelah itu kami mendapatkan giliran kami masing-masing. Yang kami lihat saat itu ialah tante yang pucat pasi dan panik luar biasa. Namun karena tenaganya sudah mulai habis, perlawanannya pun melemah. Usaha terakhirnya ialah mendorong dada eko sekuatnya. Namun ekok sudah kerasukan. Kepala helm terus merangsek masuk senti demi senti.“oh my god oh my god, eko, eko, sadar sayang, eko, elin elingggg… nggggghhhh. Eko itu masuk, masuk sayang. Please udah udah, tante mohon sayang, eko ya ampun, ekoo ampunnnn dehhhh…. ohhhh.. om bentar lagi pulang eko… udah yaaaa… auuuuuuwwww ekkkkoooo…. “ kami meliat ujung penis eko sudah mulai menghilang. Astagaaaaa. Seakan kami tidak mempercayai apa yang kami liat malam itu. Eko berhasil melakukan sesuatu yang selama ini hanya mimpi! Eko benar2 pahlawan kami saat itu.
Seiring dengan melesaknya si jagoan kecil eko, mata tante mendelik2 sehingga cuma keliatan putihnya saja. Hidungnya kembang kempis, nafasnya tambah memburu. putingnya yang selama ini memang sudah memunjung posisinya tambah memunjung ke atas. Siapapun yang melihat dia dalam posisi ini pasti akan terangsang dan mungkin akan join dengan eko untuk mengerjainya. Keberanian tante bermain dengan resiko selama ini menjadi bumerang. Akhirnya ia harus termakan kenakalannya sendiri yang dimulai dari niat flirting saja. Seorg anak tanggung berhasil mempenetrasinya!!! Ini adalah ganjaran yg mgkn akan disesali tante Ayu seumur hidupnya. Sisa-sisa tenaga tante ayu mungkin tidak cukup lagi untuk menghentikan Eko. Eko mulai mencumbu wanita yang jauh lebih tua dari mereka itu. Ia menciumi leher tante ayu, dan menjilati dadanya. Tangan tante ayu direntangkan dan dia terus menekan masuk sepnuhnya masuk dalam liang pertahanan terakhir tante ayu. Tante ayu pun menjerit ckup kencang kali ini. Ia melenguh sangat panjang namun tidak bisa memungkiri kenikmatan yang diperolehnya dari kenekadan pemuda yang tidak sampai setengah umurnya dari dia tersebut.
“ekkkooooo, gila kamu sayang… owwww… itu masuk semua.. Ya ampun Eko, what the hell are you doing… ekkoooo jangan sayanggggg, oh God, you’re fucking me Eko, please stoppppp….” . dan blesssss… kami mnahan nafas.Eko sejenak terdiam. Ini berhenti dalam posisi penisnya terbenam seluruhnya sampai ke pangkal rahim tante. Terasa ujungnya menyentuh dinding2 hangat yang sangat nyaman rasanya. Ia menghentikan aksi dorongnya krn sudah tidak bisa mendorong lagi. Semua terdiam . kami menunggu reaksi tante selanjutnya. Eko mulai tampak bimbang dan takut. Mungkin ia menyadari kenekadannya saat itu dan resiko besar yg akan diterimanya bila tante marah dan memutuskan melaporkan kami ke om Harso atau lebih parah, polisi!! Posisi mereka tetap sama, eko menindih tante dari atas dan penisnya tertancap dalam2.Setelah bbrp menit, tante mulai buka suara. Ia mulai keliatan tenang dan berusaha menguasai diri.“eko, km sadar gk kamu lagi apa sayang? Km udah gaulin tante sayang” suaranya lirih dan lembut namun terdengar sedih. Dibelainya rambut remaja tanggung pertama yg berhasil melakukan hal tabu thd dirinya itu.
“enggg, iya tante” wajah eko keliatan ketakutan sekali dan penuh rasa bersalah. Namun dia tidak mau menarik penisnya dari dalam liang tante. Tante mendorong Eko perlahan, penis Eko pun tercabut dari liangnya. Flop! Mereka berdua tetap duduk di ranjang. Perkataan tante Ayu selanjutnya membuat kami shock dan tidak akan kami lupakan seumur hidup kami.“ya sudah. Kalau ini yang kalian mau, tante cuman bisa pasrah. Eko sekarang kamu lanjutkan saja ya, selesaikan apa yg km dah mulai. yang lain ke luar dulu. Tante akan puasin kalian satu persatu. Tante rela kok. Asal ini menjadi rahasia kita berempat”Serasa petir di siang bolong pernyataan itu. Saya dan bambang termangu seperti orang bego namun perlahan menurut dan beranjak meninggalkan ruangan “Bambang dan wawan, tolong liat2 ke luar, tante takut om pulang tiba2”kami pun menunggu di luar pintu kamar. Sambil berjalan ragu ke luar kamar, kami sempat menengok ke belakang, Eko beranjak naik ke kasur sementara tante menunggu pasrah. Nampaknya tante sudah putus akal gimana menghadapi kenakalan dan kekurangajaran kami bertiga. Mungkin dengan cara ini sajalah ia merasa kami tidak akan lagi kurang ajar besok2 terhadap dirinya. Cara yang sangat menguntungkan kami: melayani kami! Ini lah titik paling berkesan dalam hidup kami dan kami sadari itu. Alangkah beruntung nya kami dan alangkah kasiannya Oom Harso, istrinya yang cantik jelita sebentar lagi akan dilahap 3 anak tanggung kurang ajar.
Dari dalam arah kamar terdengar suara rintihan tante dan erangan Eko. Gila tu anak, emang nekadnya jangan ditanya lagi deh. Tp hari ini segala kenekadannya membuahkan hasil. Siapa nyana dia berhasil menyetubuhi wanita secantik, semolek tante ayu? Bahkan untuk mengkhayalkan saja untuk kami sudah terlalu muluk saat itu. Kami berusaha mengintip tp sulit sekali karena lubang angin di atas pintu terlalu tinggi dan lubang kunci terlalu kecil untuk dapat melihat jelas ke dalam. Dari balik lubang kunci kami hanya bisa melihat kaki Eko di antara kaki tante dan dalam posisi menggenjot tante. Ouch, Damn lucky bastard!! Pikir kami saat itu. Tak lama berselang, terdengar Eko menjerit tertahan. Hmm, selesai juga anak bedebah itu, pikir aku dan Bambang. Untuk beberapa lama Eko dan Tante terdiam. Kami tidak berani mengintip lagi takut mereka ke luar kamar tiba2. Tak lama berselang pintu di buka, Eko keluar dengan tampang lemas tapi puas.“siapa lagi tuh?” Seringainya. Aku dan Bambang berpandang2an. Akhirnya Bambang memberikan kode kepadaku untuk masuk duluan. Dia masih tampak ragu berat melakukan hal ini walaupun kami semua tau dia sangat menginginkannya.
Dengan deg2an aku masuk ke kamar. Nampak Tante Ayu baru aja selesai basuh2 dari kamar mandi. Ia mengerling ke arahku dengan wajah sendu.“kamu mau skarang? Tapi pelan2 ya, tante masih capek.”Aku cuman mengangguk. Tante memeluk aku dan mencium keningku.“Mudah2an setelah ini, kamu gak ngelakuin ini sama siapapun seblum kamu nikah ya. Tante yakin tante akan menyesal tapi tante melakukan ini karena tante sayang sama kalian.”“iya tante’ Aku hanya mengangguk2, tapi tentunya tak sedikitpun mengindahkan ucapan itu. Selagi ia memeluknya, pandanganku hanya ke arah dadanya yang membusung indah dan hanya ditutupi daster tipis. Aah, Eko, hebat lo bisa merasakan tubuh ini pertama kali.Setelah ‘wejangan2nya’ tante menuntunkku ke arah ranjang. Aku memeluknya dari belakang. Harum. Ia memegang pinggulku ke arah belakang. Aku melingkarkan tangah membelai perutnya. Aku menaikkan bagian bawah daster sampai ke pinggang sambil menciumi lehernya. Tanganku membelai pinnggangnya yg kecil dan liat, menyelipkan jariku di pusarnya. Mataku sesekali menyapu pandangan ke sekeliling kamar. Tidak ada perasaan bersalah sedikitpun melihat foto2 tante ayu, suami dan keluarganya.
Akal sehatku mati, yg ada hanyalah keinginan untuk mencetak score pertamaku. Dan dengan wanita secantik dan semulus itu!!! Tanganku membelai bagian tengah pahanya yg sudah kembali terbalut celana dalam, meraba tekstur bulu2 halus itu dari balik celana dalam tipis merupakan pengalaman menarik tersendiri. Jariku mulai meraba ke arah ‘belahan bawah’. Hmm sudah mulai basah. Andai saat itu aku sudah pernah merasakan seks, tentunya aku akan terus melanjutkan foreplay dengan berbagai macam teknik, namun aku tak kuat. Secepatnya aku dotong badannya agar menekuk dan menungging di pinggir kasur. Aku pelorotin celana dalamnya. Yang aku liat skarang adalah belahan vagina yg tertutup bulu2 halus dan pendek. Aku terpana. Ini kah vagina pertamaku? Seindah ini kah? Pantat tante membulat sempurna, pinggangnya begitu kecil dan kencang, tidak sedikitpun seperti orang yg pernah melahirkan 2 anak. Aku memelorotkan celanaku sendiri dan blesssss… aku seakan hendak berteriak kencang namun bisa mengontrol diri, agar tetangga tidka mendengar. Tante berusaha meraih kepalaku ke arah belakang punggungnya, sehingga badannya agak meliuk. Aku mulai menggenjot, struktur kulit dan tulang di dalam vagina benar2 baru bagiku saat itu. Aku menggenjot dan menggenjot. Namun tidak sampai 5 menit, semprotan kencang spermaku tidak dapat lagi aku tahan. Aku menyemprot dan menyemprot sampai tetes terakhir, semua nya di dalam, tak satupun yg aku keluarkan. Vagina tante berdenyut kencang sekali, mencengkram penisku seperti memerasnya. Tak lama aku terkulai lemas. Tante mengambil tissue dan mengelap liang vaginanya.
“aduuh,, supply nya banyak sekali protein murni deh buat tante hari ini”wajahnya tetap jenaka, aku memandang tubuhnya sekali lagi seakan tidak percaya. Tante mencium kening ku sekali lagi.
“udah sayang?”Aku tersenyum lemah.“sudah tante’“ok, kamu sekarang basuh2, terus panggil bambang ya. Lupakan apa yang barusan terjadi. Tante senang kamu menikmatinya, tante ingin kamu kenang barusan sebagai sex pertama kamu, tp bukan dengan tante’ aku hanya mengiyakan.Giliran selanjutnya tentunya bambang. Aku menyuruhnya masuk, dan menunggu di luar dengan eko. Di luar dugaan, bambang berada di dalam lama sekali. Hampir satu jam. Belakangan dia baru cerita justru anti klimaks, tidak bisa ereksi, mungkin karena terlalu tegang dan merasa kikuk serta bersalah. Namun akhirnya berhasil dengan ketelatenan tante Ayu yg sangat tenang dan cool malam itu. Kami benar2 mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Setelah bambang selesai, hampir satu jam kami duduk2 di ruang TV menonton acara komedi. Namun pikiran kami tak satupun yang tau apa isi acara. Terbayang pengalaman luar biasa ygn baru terjadi.Beberapa lama om harso pulang, menemui kami di ruang tamu, memeluk bambang dan menepuk2 kepala aku dan Eko. Tidak tau apa yang barusan kami lakukan. Kami pulang dengan perasaan campur aduk.Setelah kejadian itu, tidak ada lagi acara menyusui walaupun aku dkk berusaha melobi tante untuk melakukannya lagi.“setelah acara puncak, gk ada lagi acara hiburan’ tolak tante selalu sambil senyum2 genit.
Aku pindah ke luar kota 1 tahun kemudian melanjutkan sekolah SMA di kota lain. Bambang dan Eko masih di kota itu. Ketika aku kuliah, sempat sekali pulang dan menelpon tante Ayu, dia sudah anak 3, bambang dan Eko sudah pindah jg. Eko ke Melbourne melanjutkan kuliah malah. Aku janjian dengan tante di KFC dekat rumah tante. Pulangnya aku menjemput anak bungsu tante ke sekolah dengan tante jg. Sesampai di rumah, anak itu langsung makan dan tidur siang. Aku melahap tante Ayu sebagai nostalgia, pinggangnya sudah lumayan besar dan badannya agak kendor namun jangan tanya berapa orgasme yang aku dapat sore itu.Sampai saat ini (sudah sekitar 13 tahun) kami semua tidak pernah lagi bertemu Tante Ayu, kecuali bambang. Tentunya dia sudah tua dan tidak lagi menarik secara seksual. Namun kenangan yang ia tinggalkan pada kami tidak akan hilang sepanjang masa........